Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang digunakan oleh warga negara Indonesia sebagai alat komunikasi. Banyak sekali problematika bahasa Indonesia. Mulai dari penulisan sampai pelafalannya. Kesalahan berbahasa adalah kesalahan yang menyimpang dari kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku dalam bahasa tersebut.
Banyak kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang dianggap itu suatu hal yang biasa karena sering dilafalkan atau diucapkan seseorang sehingga menjadi kebiasaan yang dianggap benar padahal yang sebenarnya itu salah.
Pelafalan atau pengucapan kata baku yang salah sehingga sudah menjadi kebiasaan. Banyak orang menyebut kata "antri" padahal itu kata yang salah. Kata baku yang sebenarnya yaitu "antre". Kemudian orang-orang sering mengucapkan kata "apotik" padahal kata baku yang tepat yaitu "apotek". Kata "ijasah" bukan kata baku, kata bakunya yaitu "ijazah".
Kemudian juga dalam penulisan kata non masih banyak yang salah. Misalnya, kata non yang menggunakan tanda hubung dan setelah non huruf kapital itu ditulis tidak serangkai, seperti kata non-Islam banyak orang yang menulisnya tidak menggunakan tanda hubung seperti, "nonislam". Begitupun sebaliknya, ada kata non yang ditulis serangkai atau digabung. Jika kata non yang ditulis serangkai maka tidak menggunakan tanda hubung dan tidak menggunakan huruf kapital sesudah kata non seperti kata "nonfiksi". Kadang juga ada yang menulisnya "non-fiksi" ataupun "non fiksi".
Selanjutnya, masih banyak pula yang belum tepat dalam menggunakan tanda baca, seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda hubung (-), dan sebaginya. Pada suatu kalimat tanya jika dituliskan tidak menggunakan tanda tanya.
Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Indonesia kita bisa menggunakan seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), dan lain sebagainya.
Dalam menulis juga pasti ada yang namanya menyunting. Dalam proses penulisan pasti juga ada yang namanya salah ketik. Dengan demikian, sebelum tulisan yang kita buat diterbitkan di media online, ada yang namanya proses mengedit atau menyunting agar tidak terjadi kekeliruan dalam penulisan. Oleh karena itu, banyak buku-buku yang berkaitan dengan penyuntingan yang bisa dijadikan pedoman dalam menyunting suatu tulisan atau artikel. Menjadi seorang penyunting, setidaknya harus benar-benar menguasai segala seluk-beluk kata, frasa, kalimat, paragraf dengan segala macam persoalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H