Mohon tunggu...
Nasya Anindya
Nasya Anindya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Finalist for Blora Tourism Ambassador 2022 | Dentistry Student at Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sakit Gigi dan Produktivitas Kerja, Bagaimana Kaitannya?

7 Desember 2024   17:48 Diperbarui: 10 Desember 2024   07:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembiasaan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Sejak Kecil

Penulis : Nasya Anindya Risnu Putri, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Prodi Kedokteran Gigi

Sakit gigi adalah masalah kesehatan yang sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup, meskipun dampaknya dapat sangat besar terhadap produktivitas seseorang. Faktanya, kebanyakan orang datang ke dokter gigi ketika sudah merasakan sakit yang mengganggu aktivitasnya. Ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh rasa nyeri ini tidak hanya menghambat aktivitas sehari-hari, tetapi juga dapat berdampak pada fokus dan kinerja individu dalam berbagai aspek kehidupan.

Rasa sakit yang berkepanjangan akibat masalah gigi dapat mengganggu rutinitas harian dan mengurangi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi. Hal ini berpotensi menurunkan efektivitas kerja dan kualitas interaksi sosial, sehingga penting untuk menyadari bahwa menjaga kesehatan gigi adalah langkah krusial untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Rasa nyeri pada gigi sering kali membuat individu sulit untuk fokus pada tugas-tugas mereka, baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosial. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Afif (2015), nyeri gigi menempati urutan kedua dengan persentase 17,6% setelah nyeri sendi, dibandingkan dengan nyeri kepala, nyeri haid, dan nyeri otot. Penelitian ini juga dirujuk dalam studi oleh Messi dan Intan yang dipublikasikan di Pharmaceutical Journal of UNAJA. 

Sakit gigi juga dapat mempengaruhi hubungan interpersonal. Ketidaknyamanan saat berbicara atau tersenyum dapat membuat individu merasa kurang percaya diri. Hal ini dapat menghambat interaksi sosial dan kolaborasi di tempat kerja, yang pada akhirnya berdampak negatif pada produktivitas. Salah satu profesi yang sangat melibatkan interaksi sosial dalam pekerjaannya yaitu Polisi.

Dengan berbagai dampak dan kaitan dari sakit gigi dengan produktivitas kerja, Akademi Kepolisian mengharuskan kesehatan gigi menjadi salah satu seleksi wajib. Hal ini bertujuan untuk menunjang efektivitas pekerjaan polisi yang tentunya berinteraksi langsung dengan masyarakat. Penampilan dan kemampuan fisik yang baik, komunikasi efektif, serta komitmen terhadap kesehatan mencerminkan calon polisi yang mampu berkomitmen dalam profesionalisme menjalankan tugas. 

Seleksi kesehatan gigi termasuk dalam seleksi kesehatan tahap pertama. Pada kegiatan pemeriksaan kesehatan ini, para peserta akan langsung mengetahui hasil pemeriksaan setelah mengikuti berbagai rangkaian, salah satunya pemeriksaan gigi. "Hasilnya akan langsung kita sampaikan jika memenuhi sayarat atau tidak memenuhi syarat. Bagi Calon siswa yang tidak memenuhi syarat akan kita berikan kertas yang berisi apa saja yang kurang dari pemeriksaan kesehatannya, " jelas Kabiddokkes Polda Jateng.

Dalam proses seleksi, calon polisi diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan gigi guna memastikan bahwa mereka tidak memiliki masalah gigi yang dapat mempengaruhi kinerja dan interaksi mereka dengan masyarakat.

Apa saja yang harus diperhatikan sebagai syarat kesehatan gigi untuk masuk polisi?

1. Gigi Utuh dan Tidak Rusak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun