Mohon tunggu...
Naswah Suci Wakhdaniyah
Naswah Suci Wakhdaniyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Saya Naswah Suci Wakhdaniyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pembelajaran Pendidikan Pancasila Sebagai Pembentuk Karakter Demokratis Melalui Pembiasaan Pada Anak Sekolah Dasar

5 Januari 2025   13:20 Diperbarui: 5 Januari 2025   13:27 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terjadinya degradasi karakter bangsa disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk mendalami nilai-nilai dalam Pancasila, terlebih di era teknologi seperti sekarang. Jika hal ini terus berlanjut, maka akan berdampak pada kerusakan moral generasi muda. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Pancasila sejak dini, khususnya di jenjang sekolah dasar. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran strategis dalam membentuk karakter anak melalui pembelajaran dan pembiasaan sehari-hari. Salah satu aspek penting dalam pendidikan karakter adalah menumbuhkan nilai-nilai demokratis pada siswa. Karakter demokratis mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain, berempati, berpartisipasi aktif dalam diskusi, dan bertanggung jawab terhadap keputusan bersama. Melalui pembelajaran yang menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, seperti musyawarah, saling menghormati, dan toleransi. Bagaimana cara menumbuhkan karakter demokratis pada siswa SD dalam kehidupan sehari-hari di sekolah?


Perkembangan teknologi saat ini banyak mendatangkan hal yang negatif apabila informasi yang di saring tidak kelola dengan baik dari sumber yang ada. Tanpa pengawasan yang tepat, informasi yang tidak akurat atau bahkan hoaks dapat dengan mudah tersebar, mempengaruhi opini publik, dan memberikan dampak buruk terhadap moralitas bangsa. Menurunnya sikap kebhinnekaan, kegotong-royongan, serta maraknya tindakan anarkisme dan ketidakjujuran semakin menggambarkan rendahnya moral dan akhlak bangsa saat ini. Perilaku-perilaku yang terlihat sepele, seperti berbohong, membolos, dan mencontek, jika dibiarkan terus-menerus, bisa menjadi pemicu bagi kerusakan moral yang lebih besar.
Kejahatan seperti tindak kekerasan, tawuran antar pelajar, kerusakan lingkungan, penyalahgunaan narkoba, bahkan pemerkosaan, semakin sering terjadi, dan semua ini menunjukkan adanya penyimpangan jauh dari nilai moral dan akhlak yang seharusnya ada dalam pendidikan. Degradasi karakter yang semakin meluas di dunia pendidikan menjadi bukti kuat bahwa pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Pancasila harus segera diimplementasikan, terutama di Sekolah Dasar, agar generasi mendatang tumbuh dengan integritas dan akhlak yang baik. Peran penting pembentukan karakter anak di pengang oleh Orang tua di dalam keluarga, Guru di sekolah serta lingkungan yang berpengaruh pada keseharian anak. Pembentukan karakter anak berasal dari pengamatan, dan anak akan meniru apa yang mereka lihat.


Salah satu nilai yang perlu dikembangkan adalah karakter demokratis, yang mencakup sikap saling menghormati, menghargai perbedaan, dan musyawarah untuk mufakat. Implementasi karakter demokratis ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa, baik di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Melalui pembiasaan yang konsisten, diharapkan anak-anak mampu menginternalisasi nilai-nilai demokrasi yang sesuai dengan ajaran Pancasila, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang bermoral, berintegritas, dan berkontribusi positif bagi bangsa.
Penanaman karakter demokrasi dilandaskan dari nilai Pancasila dalam sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan". Sila keempat mengandung nilai-nilai demokrasi yang harus diterapkan dalam kehidupan bernegara.  Pembentukan karakter demokratis dapat dibentuk melalui proses yang berulang kali dan menjadi kebiasaan sehari-hari yang sejalan dengan nilai-nilai demokrasi. Dalam kegiatan pembelajaran, Karakter demokratis merupakan salah satu aspek yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila. Sebagai pembelajaran yang menanamkan dan mewariskan nilai luhur Pancasila kepada peserta didik, pendidikan Pancasila menjadi sarana penting untuk membentuk karakter generasi muda yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan, keadilan, dan persatuan. Pendidikan Pancasila tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan seperti toleransi, gotong royong, cinta tanah air, dan tanggung jawab sosial. Melalui pendidikan ini, peserta didik diharapkan mampu menginternalisasi dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Selain itu, pendidikan Pancasila juga berfungsi untuk membentengi generasi muda dari pengaruh negatif globalisasi, seperti individualisme, radikalisme, dan lunturnya rasa nasionalisme.


Implementasi pembiasaan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila.
Salah satu langkah untuk mengajarkan karakter demokratis adalah dengan pembiasaan. Guru dapat menjadi contoh langsung perilaku demokratis yang konkret dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah. Dalam penelitian yang dilaksanakan oleh Intania et al., keteladanan dengan pembiasaan menjadi efektif karena siswa akan cenderung meneladani dan meniru perilaku guru. Melalui keteladanan ini memberikan bukti bahwa guru menjadi panutan bagi peserta didik. Karakter demokratis yang tertanam pada siswa dapat diperoleh melalui kegiatan keteladanan yang diberikan oleh guru. Guru sebagai teladan utama memiliki peran penting dalam memotivasi siswa untuk mengembangkan sikap demokratis, salah satunya dengan menghargai pendapat atau kritik. Ketika guru memberikan apresiasi atas setiap usaha siswa, baik itu besar maupun kecil, siswa merasa dihargai, yang pada gilirannya mendorong mereka untuk lebih menghargai diri mereka sendiri dan orang lain. Apresiasi dari guru juga berfungsi sebagai dorongan agar siswa lebih terbuka terhadap kritik dan saran yang konstruktif.


Selain itu, melihat guru memberikan dukungan kepada teman sekelas dalam bentuk apresiasi terhadap usaha mereka akan menjadi contoh yang menginspirasi siswa untuk melakukan hal serupa. Suasana saling menghargai antar siswa akan terbentuk, yang mendukung terciptanya lingkungan yang lebih inklusif dan kolaboratif. Indikator karakter demokratis, seperti menghargai pendapat dan kritik, memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, serta bermusyawarah, menjadi acuan dalam menanamkan karakter demokratis pada siswa. Melalui pembiasaan ini, siswa dilatih untuk lebih terbuka, menerima perbedaan, dan bekerja sama dalam menciptakan keputusan bersama. Pembiasaan ini akan terlihat dalam berbagai kegiatan di sekolah, seperti diskusi kelas, musyawarah, atau penyelesaian masalah secara bersama-sama, di mana siswa belajar untuk menghargai pendapat orang lain, mengemukakan ide-ide mereka dengan penuh rasa hormat, dan bekerja sama untuk mencapai kesepakatan.
Keteladanan yang diberikan oleh guru dalam menghargai pendapat dan kritik, serta penerapan pembiasaan yang berfokus pada nilai-nilai demokratis, secara signifikan dapat membentuk karakter demokratis siswa. Hal ini juga memperkuat pemahaman mereka mengenai pentingnya musyawarah, kerja sama, dan penghargaan terhadap perbedaan dalam kehidupan sehari-hari.

...


Pendidikan Pancasila memainkan peran penting dalam membentuk karakter demokratis siswa Sekolah Dasar melalui pembiasaan yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Melalui pengajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila keempat yang menekankan pada musyawarah dan perwakilan, siswa diajarkan untuk menghargai pendapat orang lain, berempati, dan bekerja sama dalam pengambilan keputusan. Keteladanan guru dalam memberikan apresiasi terhadap usaha siswa dan menciptakan suasana saling menghargai antar siswa juga sangat efektif dalam menanamkan nilai demokratis. Pembiasaan dalam kegiatan seperti diskusi kelas dan musyawarah menjadi sarana yang penting untuk menginternalisasi nilai-nilai kehidupan seperti toleransi, gotong royong, dan tanggung jawab sosial. Dengan demikian, pendidikan Pancasila yang diintegrasikan melalui pembiasaan dan keteladanan diharapkan dapat membentuk generasi yang bermoral, berintegritas, dan siap berkontribusi positif bagi bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun