Seorang pemudi membujuk rindunya.
Si rindu yg tetap bersikukuh
Tidak tahu diri.
Ia tidak menginginkan es krim, seperti gadis berusia 5 tahun yang kehilangan boneka.
Tidak juga sebuah playstation,
Seperti anak lelaki yg kehilangan sepatu bola favoritnya.
Apalagi coklat.
Tak sopan.
Si rindu tidak mengindahkan pemiliknya.
Si rindu hanya menginginkan pertemuan.
Sial.
Si pemilik kalah.
Jemarinya kaku,
Mulutnya terkunci,
Tenggorokannya tercekat,
Sakit.
Namun tetiba, angannya berlari-lari.
Memungut sisa-sisa percakapan kemarin.
Mengumpulkan sajak-sajak romantis.
Ah iya,
Ada suara gema.
Hatinya menggema dihadapan sajadah.
Ia punya bumerang untuk si rindu.
Doa.
Doa-doanya telah sanggup membelenggu rindunya.
Katanya,
Tenanglah. Diam saja.
Izinkan aku, doa-doamu yg merangkak, berlari, terbang, sekencang-kencangnya.
Kepada Sang Pemilik hati.
Bukan untuk berdebat, apalagi menawar.
Tapi,
Memohon pada-Nya,
Mengemis Kemurahan-Nya,
Agar rindu yg sanggup bersabar, mendapat kemenangan.[caption caption="rebloggy.com/post/love-photography-girl-black-and-white-tumblr-fashion-beautiful-hipster-vintage-i/77054454147"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H