Mohon tunggu...
Aida Naswa Aulia
Aida Naswa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Pertanian Univ. Widyagama Malang. Pengurus UKM KSR Univ. Widyagama Malang. Tutor SMP di LBB Gold Generation Malang. Gadis energik dari Lamongan. :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jatuh Cinta

10 April 2017   13:55 Diperbarui: 10 April 2017   22:00 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : http://weheartit.com/entry/group/10471507

Siapa yang tidak mengenal cinta? Kalau kali pertama saya pernah menuliskan tentang jatuh cinta itu rindu, maka kali kedua ini akan berbeda lagi. Bukankah cinta memang memiliki definisi bermacam-macam. Semua orang mendefiniskan cinta berbeda-beda.  Somebody said, that love is like a flower grow in your heart. jatuh cinta itu seperti bunga yang tumbuh dan mekar di jantungmu. Semakin bertumbuh ia, semakin mekar bunga itu semakin sulit engkau bernapas. Aduh, agak lebay kali ya. Hehehe..

Atau bagi yang punya definisi lain, silahkan menyampaikan definisinya di komen guys. Oke-ke. Bicara tentang cinta berarti bicara tentang sebuah pembuktian. Ya nggak? Ada yang pernah dengar cerita tentang bentuk atau bukti cinta para sahabat kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasalam? Mereka tidak hanya membual atau mengatakan cintanya pada Rasulullah. Tidak. Tetapi mereka membuktikannya.

Tahukah kalian cerita paling populer tentang Ali bin Abi Tholib? Sang khulafaur rasyidin, menantu, sekaligus keponakan Rasulullah yang berani mempertaruhkan nyawanya demi Rasulullah. Tidakkah itu bentuk cinta beliau yang amat tulus? Demi menyelamatkan Rasulullah, beliau menggantikan tempat tidur Rasulullah saat rumah Rasulullah dikepung oleh pemuda-pemuda dan tukang bunuh dari berbagai kabilah di Quraisy dengan senjata terhunus. Betapa kita bisa mengambil pelajaran bahwa cinta ialah pembuktian. Bukan hanya sekedar bualan kata-kata.

Atau, ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim agar menyembelih putra beliau, Nabi Ismail. Anak mana yang bersedia dikorbankan? Tapi, tidakkah setiap dari kita tahu bahwa Nabi Ismail dengan tabah menerima itu, sebagai bentuk cinta beliau kepada Allah dan sang Ayah. Begitulah cinta. Bukankah setiap dongeng atau kisah-kisah yang kita dengar sejak kecil, dari ibu maupun guru adalah sebagai bentuk pelajaran bagi kita.

Maka bagaimana dengan jatuh cinta antara lawan jenis. Jatuh cintanya seorang lelaki dan perempuan. Apakah ketika seorang lelaki memberikan kado setiap hari ulang tahun wanita yang dicintainya atau sebaliknya bisa dikatakan jatuh cinta? Atau seorang lelaki yang hanya memberikanmu boneka kesukaanmu, memberikan novel karya terbaru dari seorang penulis yang best seller,atau bahkan memberikan coklat dan mawar merah setiap hari bisa disebut jatuh cinta? Atau sesorang yang berkata rindu kepadamu saat ditelepon, menemuimu dan kembali mengatakan rindu juga dikatakan jatuh cinta? oh, come on guys. Jangan baper. It’s not the true love. Apalah arti sebuah kata rindu, jika ayahmu, ibumu, saudara laki-lakimu, bahkan temanmu bisa dengan mudah mengatakan ini.

Seperti pada paragraf awal, bahwa cinta adalah pembuktian. Love is giving a proof. Maka kangen atau rindu tidak bisa membuktikan apapun padamu. Boneka, novel, dan coklat tidak bisa membuktikan apapun padamu. Bukti nyata sekaligus solusi bagi dua orang yang sedang jatuh cinta ialah pernikahan.

Bukti nyata, ialah ketika kamu dengan berani menemui ayah dari wanita yang engkau cinta untuk meminang putrinya. Kamu tidak mengetahui seperti apa karakternya, tempramennya, kamu belum pernah mengobrol dengannya. Maka, tidakkah itu bentuk jatuh cinta?. Atau, bukti nyata ialah, ketika seorang wanita meninggalkan segala kenyamanan relasi dan pekerjaannya demi menerima lamaran lelaki tersebut, menikah, meneruskan keturunannya, menjalin hubungan dan beradaptasi dengan keluarga sang lelaki. Tidakkah itu bentuk jatuh cinta?

Untuk kalian yang sedang berpacaran atau bahkan masih PDKT berbulan-bulan dan mengaku saling jatuh cinta? Halalkan atau tinggalkan. Sebab tidak ada solusi dan bukti yang indah dari dua insan yang sedang jatuh cinta kecuali pernikahan. Pacaran tidak sedang membuktikan apapun loh guys. So, stop wasting time! 

Happy reading. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun