Mohon tunggu...
Aida Naswa Aulia
Aida Naswa Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Fakultas Pertanian Univ. Widyagama Malang. Pengurus UKM KSR Univ. Widyagama Malang. Tutor SMP di LBB Gold Generation Malang. Gadis energik dari Lamongan. :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mawapres, Ajang Bergengsi bagi Mahasiswa Indonesia: Part 2, Under Attack

11 Juli 2016   20:09 Diperbarui: 11 Juli 2016   20:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam sahabat, part 2 kali akan menemani kalian yang lagi galau karena tadi udah mulai kerja lagi.  Hehehe…

Part 1, intimidation was passed successfully. Sekarang siap-siap untuk berpetualang di bagian kedua “Dibawah Tekanan”. Sebelumya saya belum menceritakan kalau ada 3 tahapan yang harus dilakukan agar terpilih menjadi Mawapres tingkat Kopertis. Yakni, tahap presentasi, tes kepribadian, dan klarifikasi piagam prestasi. Ketiga tahapan tersebut dibagi dalam 3 kelompok di 3 ruang berbeda. Peserta di-15 nomer undian pertama (1-15) akan melaksanakan tahap presentasi terlebih dahulu, 15 nomer undian kedua (16-30) tes kepribadian, dan 15 nomer undian terakhir (30-45) akan melaksanakan klarifikasi piagam prestasi. Jika selesai pada salah satu tahapan, maka akan berlanjut ketahap yang lain. Intinya semua peserta kebagian tahap-tahap tersebut. Dan bagian yang paling horor dan bikin spotjantung menurut saya adalah tahap prestasi. Makanya saya menyebutnya under attack.

Oh iya, ada yang belum saya sampaikan guys, saat medaftar sebagai Mawapres, calon peserta harus membuat KTI dan dikirim ke pihak Kopertis. Jadi pada tahap presentasi, seluruh peserta Mawapres harus mempresentasikan hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) nya. Bukan presentasi biasa bagi saya, ini namanya presentasi killer.Hehehe, agak dramatis lagi gapapa ya?

Oke, kenapa saya menyebutnya killer? Karena seluruh peserta wajib menggunakan bahasa inggris untuk presntasi KTI nya, kemudian peserta hanya diberi durasi 5 menit untuk presentasi, dan 5 menit untuk menjawab seluruh pertanyaan dewan juri. Selesai nggak selesai peserta harus berhenti berbicara. Sebelumnya saya nggak tau kalau akan diberi durasi demikian. Apakah itu cukup untuk saya dengan slide powerpointyang sudah saya buat? Apakah saya bisa menjawab seluruh pertanyaan dari juri dalam waktu lima menit? Bagaimana dengan bahasa inggris saya? saya ngerti ngerti nggak dengan pertanyaan yang diajukan menggunakan bahasa inggris pula oleh juri? Bagaimana saya merangkai kata-kata untuk menjawabnya dengan bahasa inggris? Semua pertanyaan itu berlari-lari dalam otak saya. satu persatu harus menemukan garis finish untuk menjawab setiap tanda tanya.

Tapi kegelisahan saya berhenti sejenak ketika saya mendapat nomor urut 17, yang artinya saya akan melaksanakan tes kepribadian terlebih dahulu. Dan saya pikir, mungkin besok saya mendapat giliran presentasi, jadi saya bisa berlatih sebelum waktu tidur. Oke, itu kabar yang bagus. Sementara!

Setelah tes kepribadian saya memutuskan untuk mengamati situasi dan kondisi di ruang presentasi. Biar bisa belajar dari pengalaman peserta lain juga sih sebenarnya. Ada kurang lebih 20 menit saya menyimak aksi mereka. Bahasa inggris mereka bagus banget. Kalau misalkan Pak Bondan bilang “Maknyus” untuk makanan yang super enak dalam acara wisata kulinernya, kali ini saya juga bisa bilang “Maknyus” untuk lidah mereka yang fasih berbahasa inggris. Ada satu peserta yang menarik bagi saya. perempuan, cantik, dan berpenampilan menarik. Bukan SPG ya guys. Dia bahasa inggrisnya bagus bagus banget, powerpoint nya bagus banget, pas baru mulai presentasi dia bahkan mengajak audience dan juri untuk berdiri dan menari, dia berusaha mencairkan suasana gitu lo. Pertanyaan saya, kok bisa ya dapet kepercayaan diri kaya gitu? She absolutely makes me under attack.

Panitia mengumumkan bahwa setelah nomor urut 15, nggak ada jeda dan dilanjutkan nomor 16, 17, 18, dst.  Dari yang awalnya disediakan coffe break,jadi nggak bernafsu karena ternyata diluar perkiraan saya sebelumnya. Apa yang harus saya lakukan?

Oke bismillah, saya bisa. Saya akan dan harus menemukan garis finish untuk pertanyaan-pertanyaan saya diawal tadi. Saya bisa presentasi menggunakan bahasa inggris, menjawab pertanyaan juri dengan bahasa inggris, karena apa? karena saat ini saya sudah ada di sini. Waktu 5 menit presentasi itu sangat cukup bagi saya, karena saya menyampaikan seperlunya. Saya melompati slide powerpoint yang sekiranya tidak perlu disampaikan. Saya menyebutnya manajemen tanggap darurat tekanan batin. I’m ready for the death penalty.

10 menit sukses terlampaui. Walaupun masih belum sempurna. saya tidak bermabisi untuk menang, saya hanya berusaha yang terbaik menurut saya. Sekali lagi, saya bersyukur menjadi salah satu diantara mereka, diantara para peserta Mawapres 2016. Saya juga bersyukur melewati proses intimidasi dan tertekan seperti saat itu. Hidup itu nggak melulu harus bersenang-senang, kadang perasaan-perasaan seperti itu juga bisa jadi seni kehdupan. Karena saya punya cerita.

Thanks for reading..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun