Mohon tunggu...
Nasuri Suray
Nasuri Suray Mohon Tunggu... Jurnalis - Guru Menggambar yang Suka Dunia Tulis Menulis

Menulis untuk berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maaf Jokowi Aku Tak Akan Memilihmu Jadi Presiden

18 Maret 2014   01:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395054043972474045

Harus saya akui bahwa Joko Widodo yang kerap disapa Jokowi adalah sosok yang berbeda. Tampil penuh dengan kesederhanaan, lugu, polos dan apa adanya membuat saya kagum. Tampangnya yang Deso sangatlah merakyat. Tak tercermin sedikitpun ketamakan dan keangkuhan dalam wajahnya yang polos itu.

Blusukan yang menjadi ciri khasnya membuat ia semakin dicintai warga Jakarta yang selama ini jauh dari pemimpinnya. Korupsi yang menjadi penyakit akut di tubuh DKI perlahan mulai terkikis oleh kepemimpinannya yang memang sangat menjunjung tinggi transparansi. Duet mautnya dengan Ahok membuat Pemda DKI semakin hari menjadi semakin baik dan disegani.

Belum lama Jakarta diserbu banjir. Entah berapa ratus rumah yang terendam. Entah berapa milyar kerugian akibat bencana tahunan tersebut. Tapi, saya melihat Jokowi tidak tinggal diam. Salah satu usahanya ialah dengan rekayasa cuaca yang menghabiskan uang milyaran. Sayangnya, usahanya itu tak juga membuat Jakarta bebas banjir.

Jalan kini banyak yang rusak. Jangan bilang tentang kemacetan. Sampai kini Jakarta masih macet. Saya tak menyalahkan Jokowi. Sebagai warga Jakarta saya akan menunggu pemimpin saya itu dengan sabar. Pelan-pelan untuk memperbaiki Jakarta menuju tempat hunian yang layak bagi semua warganya.

Sayapun semakin bangga ketika Jokowi ditanya tentang pencapresan dirinya. Ia selalu mengelak dengan alasan sekarang ia sedang sibuk mengurusi banjir. Ia terlihat sangat fokus mengurusi warganya. Ketika hampir di semua lembaga survey menempatkan dirinya sebagai jawara. Ia tetap pada pendiriannya akan komitmen mengurus Jakarta sampai 5 tahun.

Hari itu tanggal 14 Maret 2014, saya dibuat terkejut. Ketika semua orang bersorak gembira. Saya justru bersedih. Pemimpin yang saya banggakan untuk membawa Jakarta ke arah yang lebih baik. Tiba-tiba menyatakan diri menjadi calon presiden. Sungguh, bukan saya tidak setuju Jokowi menjadi presiden. Bahkan saya membayangkan Jokowi menjadi presiden dengan Risma walikota Surabaya sebagai wakilnya. Tapi itu bukan sekarang melainkan tahun 2020.

Saya hanya ingin Jokowi menunjukkan komitmennya, janjinya kepada warga Jakarta. Ia membuktikan dengan prestasi yang gilang gemilang. Tetapi, belum genap kepemimpinannya, ia sudah pergi dan melupakan janjinya dulu dengan alasan telah mendapat mandat dari Megawati dan siap melaksanakan.

Kalau semua pemimpin seperti ini. Pergi sebelum tugas selesai. Sampai kapan Indonesia akan maju? Pemimpin hanya mendengar apa kata partainya, bukan apa kata rakyatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun