Bila Bung Karno pernah menyebut guru sebagai rasul.
Berbeda dengan Bur Rasuanto, yang menjelaskan dalam bukunya "Saya Berambisi Menjadi Presiden."
"Tak ada satu profesi yang begitu dibutuhkan tapi juga diabaikan bahkan direndahkan, seperti profesi guru.
Menjadi guru di Indonesia tidak hanya makan gaji kecil tapi juga makan hati besar. Bahkan guru dijadikan obyek politik!"
***
Dalam arti yang saya tangkap, Bung Karno memandang guru sebagai penyampai risalah Tuhan. Dimana yang disampaikan dan dilakukan oleh guru adalah kebenaran yang datangnya langsung dari Tuhan.
Saya pikir sangat mulia dan dimuliakan menjadi seorang guru. Hanya saja, apakah kemuliaan ini akan bertahan ketika dihadapkan pada situasi pragmatis, oportunis bahkan kapitalis?
Apa yang dijelaskan Bur Rasuanto adalah penegasan untuk memperjuangkan makna kesucian seoarang guru. Bagaimana supaya tidak dipolitisasi sehingga harkat martabatnya murni. Kemudian bagaimana supaya derajat kehidupannya pun dihargai lebih layak.
***
Hmm..inilah kenyataan profesi guru. Siapa yang bertanggung jawab? Tentu Tuhan. Akan tetapi, bagaimanapun pemimpin negeri ini dipertanggung jawabkan baik saat ini maupun diakhirat nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H