Mohon tunggu...
Arif Fajar Nasucha
Arif Fajar Nasucha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Cah PPKn UMS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wayahe 'Nyoblos' Malah Dikon Kuliah

9 April 2014   00:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wayahe 'Nyoblos' Malah Dikon Kuliah merupakan bahasa solo, jika diucapkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Waktunya 'Nyoblos' Namun Disuruh Kuliah. Kalimat itu yang sering muncul pada mulut mahasiswa hari ini. Hari dimana besok adalah hari pesta politik Indonesia atau sering disebut Pemilu. Kata Nyoblos sudah tidak asing lagi pada saat pra dan pasca Pemilu seperti ini. Ya karena memang tatacara memilihnya dengan mencoblos.

Kalimat Wayahe 'Nyoblos' Malah Dikon Kuliah banyak terucap pada hari tadi dimana saya dan teman-teman melakukan kegiatan rutin yaitu mencari sampah di kampus. Namanya juga bangku perkuliahan, kadang ada teman yang asik dan ada juga teman yang gathel, ada dosen yang asik dan ada juga dosen yang tuttttttttttt.... Itu semua kegayengan di bangku perkuliahan.

Tadi siang tepatnya pada saat berada dilantai 2 kampus swasta ternama di Surakarta terdengar kabar burung bahwa besok (rabu) tetap diadakan kuliah dengan mata kuliah sesuai jadwal. Dari kabar burung tersebutlah banyak mahasiswa yang mengeluarkan kata-kata bijak (kebalikannya) dari mulut mereka, termasuk mulut saya yang memiliki porsi paling besar. Segala kata muncul keluar, sampai akhirnya terbentuklah kalimat Wayahe 'Nyoblos' Malah Dikon Kuliah.

Bagaimana nasib mahasiswa yang rumahnya jauh? diberi waktu dua jam buat pulang ke kampung halaman gitu? yo kewerr kewerr boss.. Paling tidak diberi waktu satu hari full untuk pulkam, itu juga yang perjalanan hanya 1-3 jam. Mau Nyoblos di dekat kontrakan? prosesnya mbingungi. Kalau memang diadakan kuliah mau tidak mau memang harus golpot alias ora nyobloss boss.

Padalah kalau boleh ngomong (ngutip omongan dari dosen) bahwa mahasiswa khususnya jurusan PPKn harus memberikan contoh ikut berpartisipasi dalam pesta politik ini. Sesuai dengan jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganeraan yang didalamnya dicekokin berbagai ilmu politik, hukum, dan kewarganegaraan. Masa iya orang tau politik malah golpot. Memang memilih dan dipilih adalah hak asasi manusia dimana tiap tiap manusia memiliki hak untuk memilih dan dipilih atau sebaliknya. Akan tetapi sebagai generasi ahli kewarganegaraan haruslah bisa menjadi warga negara yang baik. Maka berpartisipasi dalam pemilu adalah suatu bentuk dari tidakan warganegara yang baik.

Setelah ngrasani, mencaci, dan mendoakan serta lain-lainnya, muncul kabar burung lagi kalau besok jadinya libur nasional dan perkuliahan diganti hari Sabtu. Terucaplah dari mulut penuh dosa ucapan Alhamdulillah.....

Mungkin calon yang ada bukanlah calon yang terbaik, namun akan tetapi Golput bukan jalan pintas yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun