Mohon tunggu...
Arif Fajar Nasucha
Arif Fajar Nasucha Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Cah PPKn UMS

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kalimat Caleg Haruslah Kaya Contoh Pembodohan Massal

31 Maret 2014   08:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:16 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dewasa ini kita ketahui bahwa pemilihan umum di Indonesia akan berlangsung esok pada tanggal 9 April 2014 dengan agenda pemilihan anggota Legeslatif yaitu DPR, DPRD, dan DPD. Sedangkan untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden akan diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 2014. Pada saat inilah para calon anggota berbondong-bondong untuk mencari pendukung dengan cara mengumbar janjinya bahkan menyebarkan harta kekayaannya demi mendapatkan dukungan dari rakyat, atau sering disebut dengan kampanye.
Ngomongin soal kampanye, pada tahun ini sedikit lebih unik daripada kampanye sebelumnya yaitu tahun 2009. Keunikan itu bermacam-macam, namun akan tetapi di sini akan membahas satu keunikan yang ada dalam kampanye saat ini. Caleg Haruslah KAYA, itulah kata yang unik dimana pada pemilu sebelumnya belum muncul kata tersebut.
Menurut kacamata penulis sebagai orang awam yang tidak tahu apa itu Politik, berfilsafat bahwa kata itu merupakan suatu bentuk kata yang penuh berisi sifat Sombong. Dari kata sudah jelas bahwa siapa pun rakyat Indonesia yang ingin berpartisipasi dalam panggung politik di Indonesia haruslah memiliki harta yang melimpah sebagai modal utamanya. Kenapa demikian? Soalnya jaman sekarang memang suara rakyat itu di beli dengan uang. Berarti orang miskin tidak boleh ikut berpartisipasi? melanggarkan dari UU yang ada? jawabannya tidak tahu!
Lain halnya dengan politik uang, kalimat unik tersebut diucapkan pada acara kampanyenya. Selain pengucapan dilengkapi juga dengan pemameran harta kekayaan para caleg. Semisal kemarin-kemarin ada berita yang menampilkan salah satu partai politik memamerkan mobil mewah kalau tidak salah merknya lamborghini atau apa gitu. Pokoknya mobil mewah harganya tidak cocok dengan isi dompet mahasiswa alias selamitt amit amit tinggi banget harganya. Mobil tersebut didesign sangat bagus dengan gambar body lambang partai tersebut. Masalahnya tidak hanya satu mobil saja, namun ada lebih dari 10 mobil yang dipamerkan, katanya sih milik caleg pribadi. Eman-eman duitnya, mending mentahan terus dibagikan kepada orang-orang seperti saya ini. Itung-itung buat tambahan biaya fotocopy keperluan ngampus.
Namun banyak juga partai politik yang memamerkan mobil mewahnya, namun hanya satu atau dua atau juga tiga dan seterusnya saja yang dipamerkan. Selain mobil ada juga yang yang lebih wow dipamerkan oleh salah satu partai politik, tapi kayaknya calon Presiden dan Wapres yang pamer. Mereka memamerkan Pesawat Pribadi yang dimilikinya. Barang paling mahal, pengoprasiannya saja sudah menelan biaya banyak apalagi harga belinya. Saya juga punya pesawat pribadi dari bahan kertas. Alasan mereka sebagai sarana transportasi kampanye, agar mudah berpindah tempat dari yang satu ke satunya lagi. Bahkan kedaerah yang paling pelosok. Itu cuma katanya sih, coba aja dijadiin duit. Mungkin orang-orang seperti saya juga akan kecipretan sedikit. Ya itung-itung buat beli tas baru, kan lumayan bisa nambahin sedikit kadar semangat kuliah.

Contoh Pembodohan Massal

Di sini saya menulis bukan karena saya ahli dalam bidang tersebut. Saya juga tidak bermaksud menyinggung salah satu atau beberapa partai politik. Tenang saja, saya tetap akan Golput. Ini saya tulis hanya untuk ikut serta menyemarakkan pemilu yang akan diselenggarakan sebentar lagi. Walaupun isinya sedikit dari hati pribadi saya dan mengambil sedikit dari keadaan riil. Sekali lagi saya menulis bukan karena saya ahli, saya hanyalah mahasiswa biasa dengan IPK under 3.0 yang beranggapan bahwa kuliah itu membosankan sehingga harus cepat-cepat LULUS. Dari latar belakang saya sudah terlihat bahwa saya bukan seorang ahli, namun gelar saya S3 (SD, SMP, dan SMA).

Menurut kacamata penulis dengan pengetahuan yang pas-pasan, dengan adanya kata Caleg Haruslah Kaya dalam kampanye disertai dengan pemameran harta pribadi atau parpol sungguh tidak enak untuk dilihat. Dalam kalimat tersebut banyak mengandung sifat Kesombongan. Dari kecil saya sudah diajari bahwa sombong itu dibenci oleh Agama. Itu alasan Pertama kenapa saya sebut pembodohan masal.

Alasan munculnya kalimat tersebut adalah pembuktian kepada masyarakat bahwa caleg KAYA itu tidak akan Korupsi. Kita tahu bahwa kekayaan itu dicari, yang namanya orang kaya tidak akan berhenti mencari uang. Sudah jelas pemegang uang banyak tersebut hasil dari bisnisnya. Jika pegawai Negeri tidak mungkin bisa memegang uang banyak hanya dengan mengandalkan title PNSnya, kecuali punya bisnis lain. Seorang Jutawan dengan latar belakang pebisnis yang terjun kedunia politik ditakutkan akan menggunakan politik sebagai alat bisnis pribadinya agar lebih berkembang atau untuk korupsi buat tambah modal perusahaannya. Politik haruslah mengatur Pebisnis yang ada di Indonesia, bukan pebisnis yang mengatur Politik yang ada di Indonesia. Ini Negara Hukum, bukan Negara Kapitalis. Dari ketakutan tersebut jelas menjadi alasa kedua.

Pemameran harta kekayaan dengan barang mewah kepada masyarakat luas dapat dibilang menganggap masyarakat itu matre, mata duitan, dan bermata Hijau. Mungkin orang awam menerima bahkan akan mengidolakan seorang karena harta kekayaannya, namun bagi orang yang punya sedikit pengetahuan pastinya akan merasa tersinggung karena dipameri harta seperti itu. Ingat ini panggung politik yang harus di isi dengan orang-orang yang memang ahli dalam bidang politik, bukan orang-orang kaya yang bisanya cuma pamer harta dan menimbun harta. Itu menjadi alasan ketiga.

Alasan ke-empat muncul dari pemikiran paling buruk yaitu jika harta yang dimamerkan memang segaja dibeli dengan uang hasil utang/kredit. Secara otomatis jika sudah menjadi dewan akan mencari banyak uang sebagai usaha tutup modal. Secara tidak langsung Korupsi kan? Hal tersebut sudah menjadi budaya politik di Indonesia. Calon Legeslatif utang besar-besaran untuk modal pencalonan dirinya, tentunya untuk melangsungkan Politik Uang atau untuk biaya lain pencalonannya. Jika jadi pastinya akan melangsungkan usaha balik modal dan jika tidak jadi paling juga Gila.
Penutup
Mungkin itu sedikit tulisan yang muncul dari logika otak penulis yang sedikit sinting. Sekali lagi tulisan ini hanyalah bentuk dari keikut sertaan menyemarakan pergelatan politik di Indonesia ini. Anda tersinggung ya syukur, tidak tersinggung pasti akan saya singgung dalam artikel selanjutnya. Jika ada kata yang salah atau bahasa yang tidak baku mohon maklum karena saya bukan ahli dalam penulisan dan bahasa. Jika ada opini lainnya bisa anda tambahkan pada forum komentar yang ada di bawah artikel ini.
Caleg Haruslah KAYA | Contoh Pembodohan Massal
Terimakasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun