Berdasarkan video tentang Presiden Joko Widodo yang sedang berpidato bersama DPD-DPR RI pada tahun 2019 sudah dapat dikatakan bahwa video tersebut secara tidak langsung mengandung unsur komunikasi persuasif yang dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo tersebut.Â
Komunikasi Persuasif yang menurut saya dapat mempengaruhi orang lain yaitu ketika Bapak Joko Widodo mengatakan "kita tidak bisa membiarkan regulasi yang menjebak kita yang menakut-nakuti kita yang justru menghambat inovasi, ini yang harus dibongkar dibongkar sampai ke akar-akarnya. Regulasi yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman harus dihapus, sekali lagi harus di hapus. Regulasi yang tumpang tindih yang tidak konsisten dengan satu dengan yang lain harus diselaraskan, harus disederhanakan, harus dipangkas."
Kemudian Bapak Joko Widodo menyampaikan kembali "hak warga negara harus dilindungi, regulasinya harus segera disiapkan, tidak boleh ada kompromi. Sekali lagi inti dari regulasi adalah melindungi kepentingan rakyat serta melindungi kepentingan bangsa dan negara. Regulasi harus mempermudah rakyat untuk mencapai cita-citanya dan regulasi harus memberikan rasa aman dan regulasi harus mempermudah semua orang untuk berbuat baik mendorong semua pihak untuk berinovasi menuju Indonesia maju dan sejahtera. Oleh karena itu aturan para pembuat peraturan UU harus diubah bukan diukur dari seberapa banyak UU (PP, Permen, Perda) yang dibuat tetapi sejauh mana kepentingan rakyat, kepentingan negara, kepentingan bangsa itu bisa dilindungi." Kutipan yang diucapkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo tersebut termasuk dalam komunikasi persuasif karena ia ingin orang-orang penting yang ada pada rapat tersebut dapat mengimplementasikan dari apa yang akan diperbaiki selama masa jabatan Presiden Joko Widodo. Jokowi mengajak para dewan DPD dan DPR RI untuk melihat kebelakang tentang Indonesia yang menurutnya kurang maksimal dan harus menetapkan aturan serta kebijakan kembali yang harus diterapkan guna mencapai cita-cita bangsa.Â
Dalam pidato yang disampaikan Jokowi selalu menggunakan kata 'harus' pada saat ia menyampaikan mengenai suatu aturan yang memang harus diubah, ia memberikan contoh-contoh nyata untuk "memasuki" pikiran para anggota tersebut sehingga ia dapat mengontrol kemana ia harus berbicara dan bagaimana ia harus mengajak secara halus untuk mengikuti saran yang ia sampaikan guna keberhasilan bersama. Kata-kata yang disampaikan sifatnya tidak memaksa tetapi ia berbicara fakta berdasarkan realita yang ada di masyarakat. Â
Cara yang ia lakukan dengan cara komunikasi satu arah karena ia ingin fokus untuk mempersuasi dan ia ingin semua orang fokus tertuju dengannya agar cepat tersampaikan pesannya. Proses komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Jokowi melalui proses rasional dan emosional. Proses rasional yang ia gunakan ketika ia mengungkapkan fakta-fakta dan juga data yang ia paparkan secara lisan, dimana ia meyakinkan para anggota DPD dan DPR untuk percaya dengan statement yang disampaikan.Â
Proses Emosional yang sangat terlihat ketika ia mempersuasif dengan menekankan dengan nada penekanan pada kalimat penting yang ia tahu dimana kalimat ini dapat mempengaruhi para tamu undangan yang ada di dalam ruang rapat tersebut. Kemudian ia menarik perhatian melalui kata-kata yang cukup emosional dan para penonton juga secara otomatis bertepuk tangan kepada Bapak Jokowi yang berarti para tamu itu paham apa yang sedang dibahas sehingga mereka tergerakkan untuk menunjukkan interest (minatnya) terhadap pidato yang disampaikan.Â
Tujuan yang ia ingin sampaikan sebenarnya ia ingin mengubah kepercayaan para anggota DPD dan DPR bahwa jika dengan melakukan saran atau perubahan yang dibuat mengenai regulasi yang telah ia paparkan akan mewujudkan sebuah Negara Indonesia yang jauh lebih maju dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H