Mohon tunggu...
Nastitie Kusuma Anggraini
Nastitie Kusuma Anggraini Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Negeri ini butuh insan pemberani.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Inspirasi Karya Anak Negeri

12 Desember 2013   23:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:59 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam ini, setelah melihat film Soekarno, entah mengapa saya jadi merasa malu sendiri. Banyak hal yang ternyata, hingga saat ini tak pernah saya syukuri dengan baik. Hal kecil dan remeh, yang tak pernah saya anggap krusial, nyatanya pada tempo dulu sangat sangat sukar untuk didapatkan.

Pada awal pemutaran film, penonton diajak berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tak semuanya berdiri memang, namun saya dengan semangat berdiri dan menyani kuat-kuat (walaupun suara saya sumbang bukan main). Merinding. Iya, pada saat menyanyikan lagu nasional ini saya merinding sendiri. Entah efek sound yang memang keren atau apa. Saya belum menyadari. Kemudian film ini membawa saya menilik perjuangan bangsa ini untuk mencapai kemerdekaan yang hakiki. Dalam sudut pandang saya, film ini bukanlah tentang jalan hidup Bung Karno, Presiden pertama Negeri ini semata, namun lebih kepada perjuangan tanpa henti untuk memperoleh kebebasan.

Semakin kebelakang, saya mulai merasakan api-api nasionalisme mulai berkobar hebat. Saya merasakan kebencian nyata saat melihat para penjajah menguras habis negeri ini. Saya merasakan keinginan itu, keinginan untuk merdeka dan mengatur nasibnya sendiri. Bagaimana mungkin bangsa ini menyerah pada keadaan seperti itu begitu saja? Lawan! Karena kami tak mau menjadi budak di Negeri sendiri, di bumi pertiwi ini.

Merefleksikan kondisi tersebut ke masa kini, saya merasa mulai banyak jenis-jenis penjajahan yang harus terus kita perangi. Masih banyak pecundang di Negeri sendiri. Masih banyak maling di bumi pertiwi. Bagaimana bisa kita terus menerus menyia-nyiakan perjuangan para pelopor ini? Kita harus ingat bagaimana jerih payah mereka untuk memperoleh kemerdekaan yang dapat kita nikmati hingga kini. Bagaimana perjuangan para pelopor untuk dapat mengibarkan Sang Saka Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di seluruh Nusantara. Pantaskah kita buang sia-sia seluruh perjuangan mereka?

Film ini, membuka kembali wawasan dan pemikiran saya pada perjuangan nyata para pelopor. Memberikan inspirasi bagi saya untuk kembali 'berjuang' dengan cara saya sendiri, untuk terus membuktikan kecintaan saya pada Tanah Air tercinta ini, Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun