Rest area merupakan tempat istirahat bagi orang yang melakukan perjalanan yang panjang. Konsep awalnya merupakan suatu tempat yang sederhana saja dengan makanan dan minuman seadanya dan akhirnya menjelma menjadi rest area modern seperti yang ada sepanjang jalan Tol di kota-kota besar. Di Nurobo ada contoh rest area yang masih sangat tradisional bagi para traveller yang biasa melakukan perjalanan darat dari Kupang-Soe-kefamananu-Malaka-Atambua-Timor Leste. Makanan yang ditawarkan juga spesial dan the only one “jagung rebus” dan “sambal luat” khas tanah Timor.
Pelanggannya bermacam-macam, dari pengemudi motor, pengemudi truk, dan penumbang bus antarkota, terkadang juga ada masyarakat Atambua yang sekedar ingin mencicipi jagung rebus karena di seluruh Atambua tidak ada penjaja jagung rebus dan di tempat ini jagung rebus tersedia hingga tengah malam melayani penumpang bus malam atau driver mobil expedisi. Dari Kota Atambua menuju Nurobo kira-kira 30 menit jarak tempuhnya.
Sore itu, saya dan suami kebetulan punya kesempatan untuk makan jagung rebus di Nurobo. Kami duduk di bale-bale yang kosong sambil menikmati jagung pulut rebus yang hot from the panci. Sambil menunggu jagung ini menghangat, kami memperhatikan segerombolan anak SD yang baru pulang dari sekolah berjalan kaki beralaskan sendal jepit, langsung menuju gubuk-gubuk penjual jagung rebus, mengganti baju dan menikmati bekal makan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H