Desa Sadi terdapat kabupaten Belu,merupakan desa yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste. Desa yang sangat tenang dan sepi sepi sepi sekali sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani,No angkot- Ojek only.Kondisi jalan raya dari kota atambua ke desa sadi barulah di hotmix, sayang belum di bangunnya jembatan penghubung di sungai Sadi membuat warganya kesulitan saat musim hujan tiba.
Sebenarnya ada lagi Jalan alternatif menuju Desa Sadi ,dari kelurahan Fatubenao,sudah pernah saya telusuri lumayan lama dan jalan yang kadang berbatu,kalau numpang ojek harus membayar sekitar 20 rupiah. kalau lewat jalur ini ada beberapa tempat yang menarik,areal persawahan yang lumayan luas dan cek dam Serani yang merupakan obyek wisata yang kurang mendapat perhatian.
Postur anak didik di sini sangat sangat langsing,mungkin karena tidak adanya sarana transportasi umum,memaksa mereka untuk berolahraga jalan kaki PP sekolah dan rumah.Para guru juga terlihat masih mengikuti Rapat sekolah,menunggu sebentar akhirnya saya bertemu dengan teman lama saya Ibu heni,yang adalah seorang PNS.Ternyata rapat hari itu adalah hari pembagian honor para guru honorer,yang mayoritas mengajar di SMP ini.terdapat raut muka bahagia dari para guru guru muda tersebut,walaupun honor hanya sekitar 200rb/bulan
.Ada juga fasilitas tunjangan perbatasan untuk guru PNS sekitar satu kali gaji dan untuk honorer,sekitar 1 jutaan lebih,tapi sayangnya tunjangan tersebut sebagian besar guru tidak mendapatkannya,entah karena apa.Padahal untuk mengajar di SMP sadi ini membutuhkan biaya transpotrasi yang lumayan mahal,karena hampir semua guru bertempat tinggal di kota Atambua,belum lagi buat guru honorer yang sudah berkeluarga,paling honor 200 rb habis dalam beberapa hari saja.apa lagi bila musim penghujan tiba dan mereka harus membayar ojek 40rb /sehari untuk jalur fatubenao,ck ck ck,mikir sendiri dah bagaimana kesulitan hidup para guru ini.
Hari itu  air Cuma sebatas lutut.Terlihat berpengangan tangan untuk menyeberang karena arus yang lumayan deras,terselip senyum karena perasaan lucu kalau salah menginjak titian batu membuat rok atau celana para guru ini basah.Dan akhirnya  sampai di seberang sungai para ojek pun menawarkan jasa untuk pulang ke atambua,pulang untuk beristiharat melepas lelah,pulang sambil berharap suatu hari mereka para pemimpin memperhatikan nasib mereka, GURU SMP SADI GURU NYA SERAMBI NEGARA.
*Foto Dokumen Pribadi