Mohon tunggu...
nasti lamag
nasti lamag Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

life is collection of moments

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang Tsunami Aitape, Papua Nugini

17 Juli 2020   18:21 Diperbarui: 17 Juli 2020   19:39 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tepat 22 Tahun   peristiwa  Tsunami di wilayah Aitape provinsi Sandaun   , Papua Nugini kembali merasakan gempa dengan skala 7.3 di wilayah Wau  . Ibu Kota  Port Moresby yang  berjarak 195 km dari pusat gempa sangat merasakan guncangan hebat selama beberapa detik di saat waktu makan siang ,situasi kota sedikit panik  karena masyarakat yang berada  perkantoran dan pusat perbelanjaan  berhamburan ke luar gedung dan menunggu beberapa waktu untuk memastikan tidak  ada gempa susulan. Peringatan Tsunami di keluarkan  pemerintah PNG  begitu Juga badan seismologi international .

Papua Nugini  merupakan area  ring of fire nya wilayah Pasifik  dengan banyak gunung berapi yang aktif , membuat penduduk nya terbiasa menghadapi gempa bumi dan letusan gunung berapi , hampir tiga tahun saya tinggal di Papua Nugini , hari ini merupakan goncangan  gempa  yang paling besar yang di rasakan  di Kota Port Moresby .

Gempa awal tahun februari  2018 di wilayah Pogera merupakan gempa  yang pernah saya ikuti liputannya baik di Televisi nasional ataupun media cetak  ,dengan kekuatan 7 skala ritcher ,gempa Pogera  membuat  gugusan perbukitan runtuh hingga ke dasar sungai , penampakan alam di wilayah terdampak berubah total ,   tambang gas alam  di wilayah Pogera berhenti  beroperasi karena putusnya beberapa  pipa penyalur gas  yang menghubungkan pipa utama  Pogera ke pelabuhan  Pantai  (sekitar ratusan km jaraknya). Di sekitar wilayah pusat gempa , banyak warga  yang meninggal karena rumahnya terkena longsoran tanah . Pemerintah kesulitan turun untuk memberikan bantuan akibat  medan alam yang susah di jangkau  dengan luasnya wilayah terdampak hingga perlu mendatangkan bantuan international.

Tsunami Aitape  di provinsi Sandaun   17 Juli 1998 , menjadi saksi sejarah begitu  dahsyat nya  dampak  gempa bumi  di PNG , guncangan selama  19 detik  pada jam 7 malam membuat gelombang setinggi   15 meter menyapu Kota Aitape yang dulu merupakan Ibukota provinsi Sandaun yang  kini telah pindah ke Vanimo , tercatat 2700 orang meninggal  ,ratusan hilang ,9500 orang kehilangan tempat tinggal .

Gempa hari ini  di wilayah  Wau kembali mengingatkan  bagaimana dahsyat nya gempa bumi besar di Aitape  Papua Nugini  1998 dan masyarakat Papua Nugini banyak mendapat pelajaran dari Tsunami Aitape ,hingga kini belum di laporan kerugian yang di timbulkan  akibat jauhnya wilayah Wau dari Ibukota Port Moresby , mudah mudahan semuanya di  sekitar wilayah  terdampak  dalam keadaan baik selalu dan pemerintah PNG dapat menangani dengan baik  bencana ini ,God bless Papua Nugini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun