Awalnya berangkat bermodal tas yang cukup Rp 200.000,- di department store terbesar di kota asal menjadi tidak cukup ketika bergaul dengan rekan kerja dan tim sosialita lainnya.Â
Dulunya tidak mengenal skin care, branded outfit, dan high-end gadget jadi "terpaksa" kenal karena lingkungan dan seems like tuntutan pekerjaan. Bahkan yang paling akhir ini seringkali menjadi proporsi cukup besar dalam sebuah gaji.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi "adik-adik"putra daerah supaya tidak kaget ketika merantau di kota lain khususnya di Ibu Kota. Bukan menggambarkan ketidakcukupan, tetapi pertimbangkan juga pengelolaan gaji dari awal karena mahalnya biaya di ibukota adalah sebuah keniscayaan bagi penghuni baru terutama yang berasal dari daerah yang biaya hidup kota asalnya terkenal murah.
Selamat berjuang!! :)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H