Mohon tunggu...
MOH NASUKHIN ASRORI
MOH NASUKHIN ASRORI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masuknya Korupsi ke Dalam Demokrasi

17 November 2022   20:43 Diperbarui: 17 November 2022   20:43 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terkait erat dengan logika kesetaraan politik dalam demokrasi adalah aturan mayoritas, yang menyatakan bahwa jika tidak tercapai kesepakatan dalam kerangka hukum, keputusan diambil dengan suara terbanyak. Pihak yang kalah harus menghormati keputusan mayoritas. 

Namun yang kalah hanya bisa menerima jika kepentingan fundamentalnya tidak diperebutkan oleh mayoritas. Termasuk hak-hak yang terkait dengan identitas kolektif subkomunitas, agama, keyakinan moral, bahasa dan budaya. , memastikan hak asasi manusia sangat penting. Aturan mayoritas seperti itu tidak hanya membuat akses ke kekuasaan sama untuk semua, tetapi juga efektif dalam menjalankan kekuasaan politik.

Demokrasi merupakan sistem politik yang didasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan rakyat bukan berarti rakyat secara langsung menentukan kehidupan politik negara, juga bukan berarti tidak ada elit politik yang sangat berpengaruh, tetapi politisi selalu menguasai masyarakat, bukan berarti berada di bawah kekuasaan rakyat. kontrol yang benar. 

Menentukan siapa pemimpin memungkinkan orang untuk secara efektif menentukan arah fundamental yang ingin mereka tuju dengan memilih wakil atau partai politik yang mereka inginkan.

Berbagai kajian ekonometrika juga menunjukkan hasil yang sangat beragam tentang hubungan antara demokrasi dan korupsi. Kausalitas demokrasi terhadap korupsi diperumit oleh fakta bahwa demokrasi merupakan fenomena sosial endogen. Selain itu, kausalitas terbalik juga mungkin ada. Ini berarti korupsi merusak kepercayaan pemilih pada sistem demokrasi dan dapat mengarah pada praktik korupsi. 

Korupsi saat ini dapat menggerogoti keamanan nasional suatu negara di semua lini, melumpuhkan upaya pengentasan kemiskinan, dan menggerogoti kesadaran publik, sehingga dapat menghancurkan sistem nasional.

Korupsi dapat membahayakan prinsip-prinsip dasar demokrasi seperti kesetaraan politik, kedaulatan rakyat, partisipasi, supremasi hukum dan kepercayaan publik. Dilihat dengan cara ini, korupsi harus diposisikan sebagai kejahatan luar biasa yang membutuhkan upaya pencegahan lebih lanjut.

Beberapa masyarakat berpendapat bahwa pengenalan demokrasi membantu memperkuat hubungan patron-klien yang ada, mengarah ke demokratisasi daripada mengurangi korupsi.Menunjuk atau mendanai badan akuntabilitas horizontal dapat mengurangi semangat dan kemampuan pemerintah untuk memerangi korupsi. 

Paling buruk, badan-badan ini dapat digunakan untuk mengadili lawan politik pemerintah alih-alih meminta pertanggungjawaban mereka. Secara normatif, perubahan kecil norma dan perilaku yang dibawa oleh demokrasi tidak cukup untuk memberantas korupsi secara besar-besaran. Argumen ini menyiratkan bahwa demokrasi mungkin tidak berbuat banyak untuk mengurangi korupsi atau menambah angka korupsi.

Korupsi (politik) merupakan suatu jenis tindakan atau upaya untuk mempengaruhi keputusan politik, yang didasarkan pada prinsip dasar demokrasi: kesetaraan politik, kedaulatan/partisipasi rakyat, penegakan hukum dan kepercayaan rakyat, legitimasi, dapat dilanggar. 

Kami mempertimbangkan efek korupsi dari perspektif teori demokrasi. Jika menyangkut penegakan hukum, korupsi dapat menghancurkan prinsip persamaan di depan hukum. Negara hukum dalam demokrasi, di sisi lain, bertujuan untuk memastikan bahwa hukum yang berlaku mengikat semua warga negara (keadilan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun