Mohon tunggu...
Nassania KarimmaNugroho
Nassania KarimmaNugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Airlangga

Teknologi Radiologi Pencitraan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Evaluasi Kanker Prostat Tanpa Khawatir Radiasi Karena Ada MRI

6 Desember 2023   07:35 Diperbarui: 10 Desember 2023   10:15 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Gambaran kanker prostat pada zona perifer dari berbagai parameter mp-MRI. Sumber: Thompson et al. (2013).

Hai laki-laki, apakah tubuh anda merasa sehat tanpa merasakan adanya penyakit? Namun mungkin saja faktanya dalam tubuh anda ada penyakit yang tidak anda sadari. Sel kanker memang ada dalam setiap tubuh manusia tetapi ada yang berkembang ada yang tidak. Perkembangan sel kanker dalam tubuh manusia dapat terjadi di seluruh organ manusia. Jangan salah, kanker juga dapat menyerang sampai alat kelamin laki-laki. Kanker yang sering ditemui pada alat kelamin laki-laki adalah kanker prostat.

Berbicara terkait kanker, sebenarnya kanker itu apa sih? Kanker adalah perkembangan dari sel-sel abnormal yang bersifat ganas dan dapat menyebabkan terjadinya metastasis. Sedangkan kanker prostat adalah kanker yang berada dalam kelenjar prostat laki-laki. Hingga saat ini laki-laki masih kurang mengetahui apabila kanker prostat merupakan kanker yang berbahaya. Seringkali laki-laki mengabaikan gejala yang mungkin mengarah pada kanker prostat. Kanker prostat memang tidak menunjukan gejala yang berarti, namun jangan salah gejala yang signifikan terlihat justru ketika sudah berada pada stadium lanjut.

Sudahkah laki-laki menerapkan gaya hidup sehat selama hidupnya? Gaya hidup sehat seharusnya dilakukan oleh setiap orang tanpa terkecuali karena kita tidak tau darimana faktor penyebab datangnya suatu penyakit. Laki-laki sebaiknya mengetahui faktor-faktor yang menjadikan resiko kanker prostat semakin tinggi. Faktor-faktor resiko tersebut yaitu usia lanjut, riwayat klinis keluarga, mutasi gen, rasa tau etnik, faktor lingkungan dan aktivitas fisik, gaya hidup (minuman berakohol, merokok), obesitas, nutrisi yang kurang, diet yang berlebihan, infeksi, dan hormon. Namun sampai saat ini faktor utama yang menyebabkan kanker prostat belum diketahui secara pasti.

Mendengar diagnosa dari dokter terkait kanker tentu membuat penderita khawatir dengan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu dibutuhkan rangkaian pemeriksaan yang digunakan untuk menegakkan diagnosa kanker prostat. Dulu diagnosa kanker prostat dilakukan dengan colok dubur, tes laboratorium PSA, dan USG prostat. Akan tetapi pemeriksaan ini kurang menunjang diagnosa kanker prostat yang baru diketahui ketika sudah berada pada stadium lanjut karena memungkinan untuk terjadinya metastasis pada jaringan yang lain. Metastasis yang sering terjadi pada kanker prostat adalah metastasis sampai ke tulang belakang.

Tetapi jangan khawatir karena saat ini alat-alat radiologi sudah semakin canggih dan berkembang dengan pesat. Tetapi mendengar kata “radiologi” pasti membuat penderita cemas terkait bahaya radiasi yang diterima bukan?. Tenang saja modalitas radiologi yaitu MRI merupakan salah satu pemeriksaan yang tidak tidak berbahaya bagi pasien karena tidak mengandung paparan radiasi. Selain itu memberikan hasil gambar yang baik dari berbagai potongan atau irisan dari mulai prostat sampai tulang belakang tanpa harus merubah posisi pasien. Hal ini tentu saja memudahkan dokter menegakan diagnosa dan menentukan pengobatan selanjutnya.

Lalu, bagaimana sih prosedur yang dilakukan saat melakukan pemeriksaan MRI Prostat? Yang pertama pasien harus melakukan cek darah yang meliputi BUN, kreatinin, dan PSA. Kemudian, setelah mendapatkan hasil lab dan dapat dilanjutkan untuk menandatangani form persetujuan tindakan (informed consent), melakukan skrining oleh radiografer, melepaskan segala benda yang mengandung logam, seperti ikat pinggang, perhiasan, dan lain-lain, pasien juga diminta untuk mengosongkan kantung kemih dengan buang air kecil terlebih dahulu sebelum pemeriksaan dimulai. Kemudian pasien akan tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dan tidak diperkenankan untuk bergerak saat pemeriksaan dimulai sampai selesai. Radiografer akan memberikan tombol alarm emergency kepada pasien dengan menekan tombol tersebut yang digunakan apabila merasakan tidak nyaman saat pemeriksaan berlangsung.

Pemeriksaan pada MRI Prostat dilakukan dengan menggunakan protokol multiparametric MRI (mp-MRI). Multiparametrik MRI (mp-MRI) merupakan penggabungan dari beberapa sequence, yaitu T2WI, DWI, dan DCE. Tahapan yang dilakukan dengan melakukan pemindaian yang dilakukan tanpa menggunakan kontras media terlebih dahulu, lalu di tengah pemeriksaan dilakukan penyuntikkan obat kontras media ke dalam pembuluh darah pasien pada lengan pasien oleh ahli radiologi maupun perawat radiologi. Obat kontras media tersebut dapat memberikan pewarnaan pada jaringan tertentu untuk menilai pembuluh darah dan juga mendeteksi dari kanker yang ada di prostat ataupun yang telah bermetastasis ke jaringan lain. Penggunaan obat kontras media ini dapat memberikan efek samping pada tubuh pasien, seperti gatal-gatal, sesak napas, mual, dan lain-lain, namun hal tersebut jarang terjadi. Sehingga, apabila merasakan gejala setelah dilakukan pemeriksaan MRI, maka segera hubungi tenaga kesehatan terkait.

Kemajuan teknologi saat ini memberikan dampak pada pemeriksaan MRI Prostat, yaitu dengan adanya sistem PI-RADS Versi ke-2.1 yang dapat menganalisis sebuah kanker dan memberikan penilaian serta pelaporan yang dapat membantu dokter dalam membuat keputusan diagnostik dan pengobatan yang tepat. Sistem PI-RADS V 2.1 ini didasarkan pada kategori penilaian dengan skala skor dari 1-5 berdasarkan dari karakteristik yang ditemukan pada multiparametrik MRI. PIRADS 1 atau PIRADS 2 dianggap menunjukkan yang kecil kemungkinan terdapat kanker yang signifikan secara klinis tidak mungkin ada. Penilaian PIRADS 3 menunjukkan adanya kanker tetapi secara klinis itu tidak jelas dan PIRADS 4 dan 5 dianggap menunjukkan terdapat kanker yang signifikan secara klinis.

Penulis :

Aldila Deselma, Shintya Ayu, Jamadul Azmi, Nassania Karimma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun