Mohon tunggu...
Nasrur Muhammad
Nasrur Muhammad Mohon Tunggu... lainnya -

Mencari sebuah kepercayaan itu sangat sulit. Maka jangan pernah mengabaikan kepercayaan orang lain, jika kita sudah dipercaya. "HIdup demi sebuah Kepercayaan".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Mengerutu Jika Ada yang Hilang

30 November 2011   02:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:01 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena pengakuan terhadap kebuadayaan bangsa Indonesia oleh negara lain, sudah sering terjadi. Mulai dari jenis tari-tarian, permainan tradisional sampai lagu ciptaan asli orang Indonesia, pernah diakui oleh Malaysia. Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan kejadian itu. Menyesalkah? atau hanya diam menyaksikan kekayaannya diakui orang lain? Yang jelas, pemerintah kurang serius dalam menangani masalah ini.
Jangan sampai menggerutu jika ada sebagian kekayaan bangsa ini yang diakui oleh orang lain lagi. Ketika membaca kompas.com pada rubrik edukasi yang berjudul "Beginilah Nasib Pendidikan di Perbatasan...", saya merasa terenyuh. Kondisi sekolah yang berada di daerah 3T, begitu kompas menuliskan, kondisinya sangat berbalik dengan kondisi sekolah yang ada di ibukota. Jika sekolah di ibukota penuh dengan fasilitas yang memadai dan berbegai macam tawaran yang menggiurkan, sekolah di daerah 3T hanya bisa menggigit jari. Cemburu, karena sekolah di seberang sana bisa menikmati kemewahan fasilitas yang lebih, dibanding sekolahnya yang mungkin setahun sekali di kunjungi pemerintah.

Pasalnya, para guru di sana hanya bisa menelan kenyataan. Ketika sekolah di negara tetangga di penuhi dengan fasilitas dan tawaran yang menjanjikan, sekolah di daerah 3T hanya menjadi penonton yang tak bisa apa-apa. Apa yang bisa diperbuat, jika pemerintah seolah tak peduli dengan kondisi di perbatasan.

Kekhawatiran saya, masyarakat di sana akan melepas baju Indonesia dan menyatakan merdeka. Kondisi ini mungkin belum seberapa, tapi kalau daerah tersebut diakui negara lain, masihkan pemerintah akan tinggal diam? Jika tidak ingin daerahnya direbut bangsa lain, maka hal yang perlu dilakukan adalah merawatnya. Jangan hanya sekadar datang jika butuh.

Kenyataannya demikian. Di saat ramainya kampanye pemilihan kepala daearh atau kepala negara, desa-desa terpencil bahkan sesulit apapun jalan menuju ke sana, akan ditempuh, kalau perlu jalan kaki. Hal itu merea lakukan demi memenangkan hasil suara. Begitu sudah terpilih dengan suara terbanyak, apa mereka akan selalu berantusias untuk datang ke sana jika di undang? Yang ada mereka selalu beralasan tidak bisa hadir karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Atau sibuk dan harus diwakilkan.

Ironis. Tidak mau kehilangan, tapi tidak mau menjaga. Jangan menggerutu jika da yang hilang dari sebagian bangsa ini.(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun