Waktu yang berlalu tidak pernah kembali. Entah memahami kalimat Benyamin Franklin tersebut atau malah sedang menerjemahkannya, fotografer dadakan ini, melalui telepon genggamnya berusaha merekam sebuah peristiwa yang dianggapnya unik: seorang demonstran, bergitar, beryanyi, dan berhelm pula!
Menggunakan helm bagi demonstran bukanlah suatu yang aneh, sebab kadang, tanpa diduga sebuah (lebih sering beberapa buah) batu melayang yang dilakukan kedua belah pihak, yang mendemo ataupun yang didemo.
Fotografer yang menggunakan hand phone ini tak jelas berada di pihak mana, pendemo atau yang didemo, namun ia sudah merasakan keganasan sebuah demonstrasi yang menggunakan kekerasan: hand phonenya pecah.
Tapi bukankah sebuah momen lebih penting? Broken? Don’t worry. Baginya hand phone pecah tidak
[caption id="attachment_345261" align="alignleft" width="300" caption="Pecah tidak masalah"][/caption]
masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H