Ini hanya riset kecil tentang bakso lahar, mungkin tidak mewakili tetapi bisa jadi sebuah indikasi awal.
Di rumah produksi bakso lahar kedatangan teman. Ku menjamunya dengan hidangan bakso lahar. Namun inilah yang menjadi cikal bakal keberanian ku membuka kedai di rumah.
Ku tidak berani buka kedai, mengingatkan daya belinya. Agar bisa terjangkau, ku membuka harga bakso dengan harga rp 5.000,,-
Saat itu banyak anak anak yang membeli. Baru berselang sepekan omsetnya baru mencapai 10 porsi, menjelang pekan ke tiga omsetnya sudah menanjak jadi 25 porsi perhari.
Harga porsi yang dibeli pun mulai ada yg seharga 18.000,- walau katanya baru uji coba.
Yang berkunjung pun mulai lintas desa. Dari kompleks perumahan pun sudah mulai berdatangan dan beberapa sudah melakukan repeat order.
Saat ditanya dari mana mereka tahu, umumnya dari mulut ke mulut padahal belum ada satu spanduk pun yang terpasang di tempat umum.
Sejak di buka 3 pekan yang lalu pertumbuhan penikmat bakso lahar terus tumbuh dari porsi per hari, semakin jauh mereka yang datang, dan naiknya grade menu makanan yang dinikmati.
Mungkinkah ini tanda awal kekuatan sebuah produk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H