Di setiap rezim pemerintah pasti ada yang suka dan tidak suka, ada yang mendukung dan menentang, semua hal yang lumrah bagi sebuah pemerintah.
Rezim Jokowi tidak represif seperti di masa Soeharto dengan mengerahkan semua unsur militer. Namun di era Jokowi strategi pembungkamnya dengan tuduhan makar, penghinaan dan pemanfaatan Undang-undang yang ada.
Sehingga aksi pembredelan situs situs berita dan akun akun medsos menjadi salah satu strategi pembungkaman. maka wajar bila kebebasan pers di Indonesia menduduki rangking rendah di dunia yaitu urutan 130.
Kita perlu belajar pada sejarah, karena aksi pembungkaman hanya akan menghasilkan akselerasi dan kekuatan yang lebih besar, juga bisa menimbulkan perpecahan bangsa.
Bagaimana Khalifah Utsman bin Affan menyikapi tindakan makar ?Â
Perintah terkenal sang Khalifah yang sangat terkenal adalah sarungkan pedang mu dan berdiamlah dirumah. itulah perintah kepada jajaran pemerintah dan rakyatnya.
Sang Khalifah sebenarnya bisa membungkam para pelaku makar, karena Persia dan Romawi pun takluk dengan kekuatan militer sang Khalifah.
Namun sang Khalifah memahami bahwa yang dihadapinya adalah rakyatnya sendiri. Beliau tak ingin menyakiti rakyatnya. Â Lalu apa strategi sang Khalifah ?
Disaat pelaku makar mengadu domba antara gubernur dan Khalifah dengan beragam berita bohong atau Hoax.
Disaat pelaku makar mendeskriditkan pemerintah dengan isu isu negatif maka sang Khalifah mengirimkan investigasi khusus dan mengirimkan intelejen untuk memeriksa kebenaran rumor yang ada.
Sang Khalifah berdialog dengan para gubernur dan rakyatnya secara langsung di musim haji. mengirimkan surat penjelasan tentang rumor yang ada. Mengakomodasi beberapa tuntutan para pelaku Makar yang memang positif.