Dari sekian kemungkinan koalisi sepertinya hanya  PDIP dan PKS yang tidak pernah diisukan berkoalisi. Tak pernah ada pengamat dan petinggi partai dari kedua partai tersebut yang terlontar mengagas koalisi. Mengapa ?
Demokrat dan PKS masih ada isunya. Ada pengamat yang mengagas koalisi Demokrat-PAN-PKS. Bahkan Syarifudin Hasan saat bertemu dengan Tifatul Sembiring saat Musrembang Nasional sempat bicara soal koalisi Demokrat-PKS. Padahal Demokrat sering 'keki' dengan polah PKS yang dianggap anak nakal saat berkoalisi.
Lalu bagaimana dengan PDIP-PKS ?
Secara kerjasama mereka memang belum pernah membangun koalisi di pemerintahan. Namun PKS memang sering dianggap sebagai oposisi PDIP.
Lihat saat Megawati berkuasa, saat Mega menjual aset negara, banyak ditemukan simpatisan PKS yang berdemo menentang kebijakan ini.
Bahkan sampai saat ini, Fahri Hamzah, pernah membuka track record 'hitam' saat Mega saat  berkuasa. Yang akhirnya sempat menjadi polemik.
Dari sekian banyak politisi, Fahri Hamzah, termasuk yang paling sering mengkritisi Jokowi. Dari kapabelitasnya, pencitraan kinerja Jokow, "kebonekaannya" dan tak ada visi dan program yang jelas.
Jadi bisa jadi PKS pun enggan memperbincangkan koalisi dengan PDIP karena sosok Jokowi yang dinilai jauh dari kapabelitas seorang Presiden.
Bisa jadi pula, PDIP enggan membuka wacana koalisi karena sikap oposisi PKS di jaman Mega yang menghancurkan reputasinya.
Soal budaya sepertinya menjadi kendala pula. Bila melihat koalisi yang dibangun PDIP-Nasdem-PKB, koalisi yang dibangun hanya untuk memenuhi syarat pencapresan Jokowi saja.
Lihat saja komentar para petinggi Nasdem dan PKB yang menyerahkan semua soal koalisi ke Mega dan PDIP tanpa syarat dan aturan koalisi apapun.