Umat Islam diawal kalah dengan pasukan Salib, namun apa efeknya? Cahaya Ilmu pengetahuan masuk ke Eropa melahirkan Renainsance yang ujungnya revolusi industri.
Umat Islam diawal kalah dengan bangsa Tartar. Apa efeknya? Interaksi dengan pemikiran Islam membuat bangsa Tartar menjadi kekuatan aktif membangun peradaban Islam di Asia Tengah, India dan Tiongkok.
Orde Baru awalnya memusuhi Umat Islam, akhirnya justru para intelektual muslim mewarnai pemerintah pak Soeharto.
Ini fakta sejarah. Umat Islam selalu bergeliat dalam kekalahan dan kemenangan. Tak kenal mati atau diam. Dalam jiwanya selalu mengalirkan jiwa kebangkitan walau telah diracuni virus pemikiran yang merusak.
Berapa lama penjajahan Belanda di Indonesia? Katanya ratusan tahun. Namun ada ruang yang tidak bisa ditembus oleh sang Penjajah. Yaitu Pesantren dan mereka yang menunaikan Haji. Geliat kebangkitan dimulai dari sini.
Mengapa Umat Islam selalu memiliki energi kebangkitan ditengah kelemahan? Iman yang selalu hidup walau apinya hanya sebesar korek api di pekatnya malam.
Iman itu seperti air. Bila sudah masuk ke dalam sebuah ruang yang kosong. Maka akan terus mencari pintu baru untuk mengisi ruang kosong lainnya. Sehingga tak satu pun ruang yang tidak terisi oleh air. Itulah alur sebuah geliat kebangkitan umat Islam
Seperti di Turki, bagaimana sebuah gerakan Thariqah akhirnya menjadi gerakan politik yang menggenggam kekuasaan? Diawali dari dzikir, lalu mewarnai gerakan ekonomi, politik sekarang memasuki kekuatan militer. Iman selalu mengisi ruang-ruang sehingga seluruh aktifitas dunia akan diwarnai dan dibimbing oleh cahaya langit.
Bila memperhatikan Pilkada serentak kemarin. Ada fenomena menarik, mereka yang tabu politik akhirnya keluar dari rumahnya untuk berjuang melalui bilik pemilihan. Inilah yang membuat para pengamat politik mengatakan bahwa pilkada serentak kemarin  menjadi fenomena kebangkitan politik Islam? Partai Nasionalis tak bisa berjalan sendiri tanpa partai Islam.
Dahulu kekuatan politik itu ada di jumlah pasukan dan peralatan militer. Sekarang kekuatan itu ada dibalik pencoblosan kotak suara pilkada, pemilu dan pilpres.
Dahulu kemenangan itu ketika mengalahkan pasukan. Sekarang kemenangan itu saat penguasaan sumber daya dan meraih suara terbesar dalam pesta demokrasi.