Setiap orang memiliki kesukaannya sendiri. Begitu pun dalam dunia perbaksoan, setiap target pasar memiliki persepsi tentang enak atau tidaknya rasa bakso.
Pengalaman melintang di dunia perbaksoan, ternyata ada kondisi yang kontradiktif antara kalangan atas, menengah dan bawah.
Beberapa riset kecil kecilan terhadap persepsi bakso yang enak, ternyata persepsi enak kalangan atas dan menengah berbeda versi dengan kalangan bawah.
Ku pernag membuat adonan bakso dengan kualitas yang super lalu diberikan ke kalangan bawah ternyata menurut mereka kurang enak.
Hasil riset kecil kecilan menunjukkan bahwa secara umum ada bakso yang menonjolkan rasa gurih dan ada yang menonjolkan kan sensasi " Kress " atau garing.
Sensasi gurih umumnya diminati oleh kalangan bawah sehingga muatan lemak pada bakso porsinya bisa mencapai 20-50 persen.
Saya pernah riset di tukang daging yang menjadi rujukan para pembuat bakso. Hasilnya, mereka yang berjualan untuk segmentasi kelas bawah lebih banyak memainkan lemak dalam adonan.
Sensasi kress atau garing diminati oleh kalangan menengah dan atas, dalam adonan 100 persen harus berasal dari daging. Yang perlu di perhatikan adalah jenis dagingnya agar rasa garingnya maksimal.
Hasil riset ditukang daging untuk pembuat bakso kalangan menengah atas, menunjukan mereka menggunakan daging 100 persen dalam adonannya.
Untuk menghasilkan bakso yang garing perlu diperhatikan resepnya dari tepung dan rempahnya, jangan menaruh bumbu yang bisa membuat bakso menjadi lembek sehinggs sensasi garingnya berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H