Mohon tunggu...
Nasrullah Muhammadong
Nasrullah Muhammadong Mohon Tunggu... Dosen - Dosen ilmu hukum

Hobi pidato, nyanyi, and olahraga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sambil Menangis, Dikira Anaknya Diculik

8 November 2023   16:42 Diperbarui: 8 November 2023   17:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

SAMBIL MENANGIS, DIKIRA ANAKNYA DICULIK

Tiga hari lalu, seorang ibu (tetanggaku), datang ke rumah mau menanyakan putrinya: "Permisi bu, apakah ada anakku di sini? Kebetulan yang terima adalah istriku (maitua), dan dijawab: "Tidak ada bu". Lanjut maitua: "Tadi saya juga perhatikan, anakku pergi les, hanya seorang diri".

Si ibu itu langsung menangis, dan berkata: "jadi ke mana sudah anakku ini? Soalnya dari waktu pulang sekolah, hingga magrib, dia belum juga ada di rumah. "

Maitua balik bertanya: "apa sudah kontak hp-nya? "Itulah yang saya tidak tahu, karena dia mengganti nomor. Dan nomor baru itu tidak sempat saya simpan ", jawabnya.

Pada saat itu, maitua langsung membuka hp, dan berhasil menemukan nomor baru anak itu. Memang anak itu sering bermain di rumah, belajar bersama, dan dia juga satu sekolah dengan anakku.

Nah, kembali. Ketika dihubungi, ternyata ada jawaban dari anak itu, dan dia berkata: "saya lagi belajar kelompok dengan teman-temanku sekarang". Dijelaskan pula, bahwa dia telah menghubungi ayahnya melalui wa untuk minta izin, dan itu di iyakan". Mendengar suara anaknya, si Ibu itu langsung mengucapkan puji syukur, sambil menyeka air matanya.

Kini yang menjadi pertanyaan, mengapa ia tidak bertanya kepada suaminya? Pertanyaan ini juga yang sempat ditanyakan oleh maitua. Mengapa?

Si Ibu pun menjelaskan duduk masalahnya. "Begini, saya sebenarnya tadi magrib takut menceritakan hal ini kepada suamiku. Pasti ia akan marah besar. Soalnya pernah kejadian seperti ini terjadi, dan saya kena damprat olehnya".

Lalu, ia lanjutkan: "karena diliputi trauma atas kejadian lalu, saya mencoba untuk mencari sendiri dulu, siapa tahu dia masih ada di sekolah. Ternyata di sekolah satpam bilang, semua siswa telah pulang. Perasaan macam-macam seperti anakku telah hilanglah, diculiklah, atau bagaimana, mulai muncul. Saya sempat menangis ketika perjalanan pulang. Tapi berusaha pula menyempatkan diri ke sini. Soalnya di rumah ini, tempatnya sering bermain. Dan, alhamdulillah, berkat informasi tadi, anakku ternyata baik-baik saja ".

Maitua bertanya lagi: "Memangnya bapak di rumah tidak memberikan info sedikit pun?" "Sama sekali tidak bu ", jawabnya. "Bahkan, saya juga  sempat heran,  kenapa dia tadi tenang-tenang saja di rumah sambil nonton TV. Dan tidak menanyakan tentang anaknya yang tidak pulang-pulang itu", sambungnya.  

Sebelum minta permisi, si ibu itu berkata: "Pokoknya kalau dia sudah pulang ke rumah, saya akan jewer telinganya. Kenapa dia hanya meminta izin kepada bapaknya saja. Betul-betul dia itu sudah bikin pekerjaan orang tua". Mendengar ucapan itu, maitua hanya tertawa, sambil melambaikan tangan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun