SAJADAH DIBERIKAN PADA BAGIAN KAKI
Pada 10 Maret 2023, saya menyempatkan diri shalat jumat di salah satu masjid di Kelurahan Lasoani, Kota Palu.
Ketika ikamah, seperti biasanya, jemaah merapikan barisan dan sebagian menggelar tikar sembahyang alias sajadah. Soal membentangkan sajadah, inilah yang mau dibicarakan.
Di samping kiriku, ada seorang jemaah membentangkan sajadahnya dengan posisi horizontal. Cara membentangkan seperti ini, mungkin dianggap sebagai bentuk “tepo seliro” atau tenggang rasa” bagi orang yang berada disampingnya. Kalau posisi vertikal, seolah diangap egois, karena sajadah dipakai sendiri.
Kembali. Yang cukup menggelitik atas kejadian kemarin, ternyata sajadah yang digelar itu, pada bagian (tempat) kaki berpijak, diarahkan kepadaku. Dan sudah pasti, bagian tempat bersujud, untuk dirinya.
Memandang posisi demikian, tentu pikiran dan persaan ini sedikit terusik. Sempat membayangkan, betapa bekas telapak kaki dari si pemilik sajadah, akan dijadikan tempat bersujud nantinya.
Sempat mau menegur si jamaah tadi, agar sajadahnya dibuat posisi vertikal, alias dipakai untuk dirinya saja. Tapi enggan juga menegur. Ada lagi keinginan mau melipat sedikit sajadah itu, tapi terasa sungkan, jangan sampai ia tersinggung.
Solusinya? Ya, diambillah siasat. Ketika mau bersujud, kepala ini dimajukan sedikit ke atas agar tidak mengenai sajadah itu. Alhadulillah, berkat taktik ini, shalat sedikit lebih khusyuk (daripada tidak ada sama sekali).
Palu, 24 Juli “23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H