Â
        Pada sebagian masyarakat kita, ada perasaan "bangga, kagum, cemburu, atau senang" melihat kerabatnya yang bekerja di perusahaan asing.
         Malah di sejumlah keluarga, kehadirannya disambut bak seorang selebritis. Ia dianggap sebagai simbol kemapanan dan kemajuan.
         Bayangkan saja, kalau sebagian besar rakyat Indonesia bersikap demikian, apakah secara tidak langsung bertanda mereka telah merelakan/membiarkan warga asing untuk menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri? Sementara melalui beragam retorika bernuansa kebangsaan justru kita mengharapkan sebaliknya.
         Kalau memang itu menjadi kenyataan maka mau tidak mau harus diakui bahwa trend mental tersebut bukanlah sesuatu yang menggembirakan. Bagi seorang patriot bangsa akan terasa menyakitkan, bagaimana beragam sektor milik sebuah negara yang sangat subur bisa-bisanya dieksploitasi pihak asing.
         Hendaknya semua itu menjadi renungan, introspeksi, dan pecutan. Agar kita tidak sampai terjerumus/terjebak pada kolonial jenis baru.
         Semoga saja tidak terus melebar, sampai-sampai jabatan publik pun, pimpinannya dipegang pihak asing. Kalau sampai merata seperti ini, dari Sabang sampai Meraukue, apalah arti kedaulatan negara ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H