Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resiko Mengejar Mimpi

14 Januari 2017   04:31 Diperbarui: 14 Januari 2017   04:45 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan mengejar mimpiku itu rupanya tidak sama dengan apa yang di tuliskan didalam Novel motivasi atau sebuah FILM inspirasi karena hidupku unik dan sangat sulit ketebak. Dan jika orang membaca jalur ceritanya pasti semua orang akan terheran-heran dengan isi ceritanya. Karena ceritaku beda dan tidak sama satu sisipun sama dengan cerita lainnya.

Perjuangan hanya mudah di ucapkan akan tetapi sulit untuk di lakukan. Karena sekarang aku sudah merasakan sendiri bahwa motivasi-motivasi yang diberikan oleh orang yang aku anggap sudah menjadi bagian dari hidupku seakan-akan hanya sebuah motivasi konyol. Padahal banyak nilai  positif yang dapat aku ambil, namun untuk sekarang aku masih menganggap motivasi itu sebuah hiburan konyol untuk seorang aku ini.

Mengingat begitu susahnya aku menggapai mimpiku. aku sekarang sudah mulai mendapatkan jawaban kenapa orangtua aku zaman dulu tidak bisa sekolah tinggi-tinggi. Dan aku sekarang sudah mendapatkan jawaban bahwa beda zaman beda tantangan, artinya orangtua aku pasti punya alasan kuat untuk tidak melanjutkan sekolah mengingat mereka masih mempunyai tanggungan keluarga besar mereka. Contohnya Ayahku. Beliau anak kedua tertua dari keluarganya, Ayahku tidak bisa melanjutkan sekolah karena kakek aku dulu saket dan saat yang sama beliau mempunyai tanggungan adik 4 orang.

Begitu juga dengan ibuku., beliau anak ketiga dari * bersaudara dan ibuku juga anak perempuan tertua yang artinya mempunyai tanggung jawab menjaga adik-adiknya, sedangkan nenek dan kakekku hanya seorang petani. Semua yang pernah aku dengar cerita dari orangtua aku yang mana kalau dulu aku masih menyangkal bahwa orangtua aku malas pergi sekolah. Dan sekarang aku sangat mengerti bahwa orangtua aku mempunyai alasan yang sangat kuat tidak bisa sekolah pada zamannya. Sedangkan aku sekarang tidak banyak  tanggung jawab, namun tantangan tentu mental dan kesempatan aku mungkin yang masih sedikit sehingga aku masih berkutat di tempat yang sama pada tahun yang sudah berubah.

Jika ada orang yang mengejek aku karena aku belum bisa mengejar mimpiku aku kira itu wajar dan aku memang pantas untuk di ejek. Oleh karena itu, aku sekarang untuk berusaha ikhlas dan tetap berusaha dengan cara yang dewasa yang bertujuan selalu menjaga hati supaya tidak terjangkit penyakit susah hati. Sebab penyakit itu sepertinya masih  menghantui aku tapi aku janji aku akan berusaha untuk menghilangkannnya.

Halangan terbesar dalam hidupku adalah aku masih saja mengejar jalan yang sama dan masih terkesan berharap kepada manusia. Padahal, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itu kadang-kadang aku nerpikir aku sudah salah besar karena sudah menjadikan manusia sebagai pengharapan aku, sehingga aku hanya menjadi manusia pencundang yang tidak bisa  berbuat apa-apa, sebenarnya Allah SWT adalah tempat pengharapan yang sangat mulia yang tidak bisa ditawarkan lagi.

Berusaha dan berharap kepada Allah SWT adalah solusi yang mungkin aku lakukan untuk sekarang. Sebab aku merasa jika aku tidak berusaha berarti aku sombong dan jika aku tidak berharap kepada Allah SWT berarti aku durhaka kepada-Nya.  Tentu yang pasti hidupku semakin terpuruk saja.

Ada yang bilang, apa kamu akan berhenti?. Aku akan jawab bahwa aku tidak akan berhenti sampai aku bisa meraih mimpiku. sebab aku berprinsip jika tidak sekarang berhasil pasti nanti suatu saat akan berhasil karena waktu akan selalu berubah dan kesempatan untuk sukses juga akan berubah.

Oleh karena itu, sekarang aku merasa bahwa hanya  mempunyai semangat untuk mengejar mimpiku yang masih ada dan baiknya bisa memberi alasan aku untuk hidup, walaupun kenyataan hidup yang aku alami sangat pahit dan tidak enak untuk dirasakan. Karena aku  sejak dari kecil sampai sekarang mengalami yang namanya tidak di anggap. Yaitu; aku selalu menjadi pilihan kedua dari orang-orang yang aku harapkan bisa membantu aku. Selanjutnya aku selalu di remehkan saat ada orang di se-keliling aku yang lebih hebat dariku tapi jika sudah terdesak  baru aku yang dipakai. Ingat hanya pilihan kedua.

Apakah aku akan merasa terpinggirkan dengan perlakuan orang-orang seperti itu. Aku rasa aku tidak pernah merasa karena aku memang pantas menjadi yang kedua. Sebab bagiku hidup ini kejam dan penuh dengan sandiwara sehingga aku merasa aku yang hebat. Kenapa orang yang lain yang terpilih mungkin mereka sedang beruntung saja. Itu lah  motivasi konyol aku selama ini dan hanya begitu lah anggapan aku untuk menepis hal-hal negatif yang selalu menghantui hidupku.

Hidupku yang tidak bisa ditebak dengan matematika maupun dengan prediksi computer ini yang sedang merasakan gelisah yang sangat mendalam. Sebab kegelisahan ini menyangkut dengan masa depan aku untuk menikah orang  yang sangat aku cintai. Terkesan berlebihan namun aku masih sangat berharap semoga cintaku bisa menyatu, memang aku mengakui bahwa aku belum bisa menyakinkan cinta itu kepadanya sebab aku hanya sekali bertemu dia sejak tamat SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun