Baru beberapa hari lalu Suzuya Mall Banda Aceh kebakaran, diduga penyebab kebakaran akibat konsleting arus listrik. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB itu berhasil di padamkan oleh pemadam kebakaran Banda Aceh dengan di bantu oleh pemadam kebakaran Aceh Besar. Api berhasil di padamkan sekitar pukul 17.00 WIB. Namun, api kembali membakar seluruh gedung dari Suzuya Mall Banda Aceh. Padahal, sebelumnya api hanya membakar lantai atas saja.
Api menyala kembali karena pihak pemadam kebakaran tidak mampu bertahan lebih lama di dalam gedung akibat asap hitam pekat, dan juga barang -- barang di dalam gedung yang banyak bertumpuk dan tidak mungkin di congkel satu per satu oleh petugas mencari sumber api karena asap kebakaran yang masih pekat sehingga sangat  berbahaya jika masuk ke dalam paru --paru.
Dari kebakaran Suzuya Mall Banda Aceh tidak ada korban jiwa namun dua petugas pemadam kebakaran harus di larikan kerumah sakit akibat terlalu banyak menghirup asap. Selain itu, kerugian di taksir miliaran rupiah sebab kebakarannya membuat isi dalam gedung habis dan  gedung rusak berat.
Dalam kasus kebakaran Suzuya Mall Banda Aceh dapat dijadikan pengalaman bahwa mitigasi atau pengurangan resiko bencana sangat diperlukan karena dengan adanya mitigasi maka kebakaran suzuya Mall Banda Aceh tidak sampai terjadi mengembara kembali kobaran api.
Selain mitigasi dari  pihak pengelola gedung, pihak pemerintah Aceh juga harus menjadikan bahan evaluasi, dengan selalu menjaga dan merawat armada mobil damkar, karena pada saaat kebakaran kemarin mobil pemadam yang harganya 16 Miliar tidak berfungsi dengan baik saat difungsikan sehingga masyarakat yang melihat merasa sangat kecewa dengan keadaan tersebut.
 Evaluasi di perlukan karena di Banda Aceh sudah banyak gedung yang bertingkat sehingga untuk mengurangi resiko maka diperlukan semua gedung harus sudah ada mitigasi kebakaran masing -- masing, supaya nanti jika terjadi musibah kebakaran maka pihak petugas pemadam kebakaran tidak kesulitan lagi.
Dalam hal standar gedung bertingkat pihak pemerintah dapat mencontoh gedung luar negeri yang mempunyai standar tinggi sehingga jika terjadi kebakaran maka kebakarannya tidak separah Mall Suzuya yang api bisa menyala sampai berkali --kali. Yang mana standar gedung luar negeri mereka sudah memasang sensor panas dan juga ventilasi air, jika sensor mendeteksi panas maka otomatis air keluar dan segera memadamkan api.
Jika Mall Suzuya sudah memasang sensor air maka petugas kebakaran tidak sulit tugas mereka untuk memadamkan api. Oleh karena itu, untuk ke depan pembangunan gedung bertingkat di Banda Aceh dan sekitarnya sudah wajib menggunakan standar luar negeri.
Selain itu, bahan yang digunakan petugas pemadam untuk kebakaran besar seperti mall Suzuya kemarin cocoknya gas Nitrogen bukan Air. Karena tingkat efektifan air sangat sedikit peluang untuk bisa api mati dan besar kemungkinan menyala lagi, sedangkan jika memakai gas Nitrogen maka api akan segera mati dan kemungkinan kecil menyala kembali karena Gas Nitrogen Jenis gas yang sangat dingin sehingga api sangat mudah padam jika di siram pakai gas tersebut.
Sehingga diperlukan anggaran untuk dinas pemadam kebarakan untuk jenis Gas Nitrogen karena gas ini lebih mahal daripada air, sebab Gas Nitrogen harus dimasukkan kedalam tangki khusus dan setiap hari harus ada yang kontrol untuk perawatannya.