Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menimbang Kriteria yang Pas PJ Gubernur Aceh Nanti

30 Maret 2022   09:48 Diperbarui: 30 Maret 2022   09:57 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Raya Baiturrahaman Banda Aceh sebagai ikon wisata islami di Aceh (dok.regional.kompas.com)

Bicara tentang siapa pengganti gubernur Aceh yang akan berakhir tugas tahun ini sangat menarik karena Aceh saat ini secara nasional masih jauh ketinggalan  padahal dana otonomi khusus yang diberikan sangat melimpah.

Ada beberapa bidang yang ketinggalan seperti pendidikan, ekonomi dan Investasi. Padahal tiga hal tersebut adalah penopang kemajuan daerah terkhusus provinsi Aceh. Di bidang pendidikan, Aceh masih rendah jika dilihat dari banyaknya siswa Aceh lulus kuliah di kampus bergengsi di Tanah Air.

 Dan juga masih sedikit yang bisa lolos kompetisi sains nasional yang diadakan oleh kementerian pendidikan. Kejadian ini terus menerus di sorot oleh semua praktisi pendidikan yang ada di Aceh. Menurut praktisi pendidikan. Aceh masih kurang kompetisi guru yang mengajar di sekolah dan kurangnya kemampuan SDM guru masih juga tidak diperhatikan oleh pemerintah Aceh. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya pelatihan dan juga gaji honorer serta guru kontrak yang diberikan oleh dinas pendidikan Aceh.

Kurangnya pelatihan dan gaji guru sangat mempengaruhi kinerja guru, soalnya seorang guru diwajibkan oleh kebutuhan ekonomi keluarga, sedangkan gaji guru yang diberikan sangat sedikit atau tidak mencukupi. Sebab guru tidak hanya butuh makan tapi ingin bergaya juga. Apalagi di zaman modern ini.

Akibat dari merosotnya rangking nasional pendidikan aceh tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Aceh yang hanya mementingkan proyek sekolah tanpa memikirkan nasib guru. Dan masih banyak praktek yang membuang dana dan tidak ada hasil yang memuaskan, bahasa kasarnya pejabat seperti tidak pernah kenyang makan uang rakyat, memang bukan korupsi akan tetapi itu tidak bermanfaat. Contoh orang dinas membuat sebuah seminar yang mana panitia dan narasumber semua dari mereka dan hanya peserta saja dari guru atau siswa.

Jika Aceh ingin maju tidak harus Aceh mempunyai dana yang besar akan tetapi jika pemerintah Aceh konsen terhadap pendidikan  maka hasilnya akan dapat dilihat dalam tiga tahun kedepan. Dengan syarat pemerintah Aceh mau berbenah dengan meletakkan orang -- orang yang sangat paham pendidikan di pos mereka masing -- masing.

Di bidang ekonomi, Aceh masih kurang pendapatan dari rata -- rata nasional. Hal ini masih kurang perhatian pemerintah Aceh terhadap UMKM. Sebab jika memang benar -- benar dipedulikan Aceh bisa jadi daerah destinasi wisata Syariah di Indonesia.

Selanjutnya masalah investasi, hal ini sangat pentinag bagi Aceh. Sebab Aceh punya wilayah indah seperti di Aceh Singkil namun upaya investasi ditunda karena pemerintah luar perlu adanya kepastian keamanan dan hukum terhadap pemerintah Aceh. Hal ini membuat asing enggan untuk investasi di Aceh.

Sebenarnya bukan masalah kepastian keamanan dan hukum namun negosiator yang kurang cakap yang dikirim bertemu para investor. Sebenarnya hal sepele akan tetapi karena kurang literasinya pemimpin Aceh yang mengakibatkan orang asing tidak mau investasi ke Aceh. Oleh karena itu, sudah saatnya Aceh berbenah. Dan yakinlah Aceh tidak ada kekurangan negosiator akan tetapi untuk sekarang jika ingin duduk di pemerintah Aceh harus mempunyai koneksi yang mengakibatkan professional suatu jabatan menjadi hilang. Untuk hal ini tidak perlu ada bukti tapi coba ke kantor di Aceh pasti yang banyak saudaranya semua.

Mengenai siapa yang memimpin nanti tidak perlu dari latar belakang tertentu namun pemimpin nanti paham betul kondisi Aceh dan  berani melakukan perubahan yang lebih baik. Tidak harus bergelar tinggi tapi mempunyai kecerdasan yang mumpuni dan mempunyai inovasi untuk melakukan perubahan di Aceh. Dan yang terpenting peka terhadap ekonomi rakyat bukan pekak yang hanya memperdulikan keluarga dan golongannya sendiri. Apalagi dengan kondisi Aceh sekarang yang sangat memprihatinkan sehingga sudah saatnya meninggalkan hal -- hal yang merugikan rakyat Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun