Pada tahun 2006 saya pergi ke Banda Aceh untuk intat dara baroe (hantaran perempuan yang baru menikah) dengan keluarga. Saya dengan keluarga pergi melalui jalur Meulaboh – Geumpang, karena jalur Meulaboh – Calang rusak parah diterjang oleh Tsunami Aceh saat itu. saat pergi saya singgah di perkuburan aneuk manyak, yang mana kuburan aneuk manyak adalah kuburan keramat menurut anggapan masyarakat Meulaboh. Saya yang memang masih penasaran menanyakan kepada ibu, saat itu Cuma bilang jangan banyak tanya, nanti kita kualat.
Sebagian orang saat itu shalat sunat dua rakaat dan berdoa di perkuburan keramat aneuk manyak. Saya yang masih kecil semakin heran dengan kelakuan orang –orang. Karena menurut saya apa keistimewa dari kuburan aneuk manyak ( anak kecil ) tersebut.
Setelah sampai di rumah saya dapat cerita yang orang yang di tuakan dari keluarga saya. Orang tua ini bercerita bahwa pada saat masih ada penjajah Belanada zaman dulu. Ada seorang tgk  yang bernama tgk Muharban yang menikah dengan orang Pidie. Dari hasil pernikahan tgk Muharman dengan perempuan pidie lahirlah seorang anak.
Sekitar 4 tahun umur anak tgk Muharban, ibunya atau istri tgk Muharban meninggal dunia di Pidie. Oleh karena itu, tgk Muharban berencana pulang ke Meulaboh, tempat asalnya.dan kembali dengan keluarganya lagi yang ada di Meulaboh.
Setelah minta izin sama ibu mertua dan di beri izin maka tgk Muharban memberitahukan kepada teman – temannya di Pidie bahwa dia segera pulang ke Meulaboh, sehingga tgk Muharban menjual semua hartanya di Pidie. Saat itu perjalanan ke Meulaboh melalui jalan setapak yang melalui daerah Geumpang (Pidie) dan Tutut ( Meulaboh).
Salah satu temannya menanyakan tanggal dan hari tgk Muharban pulang ke Meulaboh. Tanpa rasa curiga tgk Muharban memberitahukan kapan sebenarnya dia pulang.
Dalam perjalanan pulang ke Meulaboh tgk Muharban berangkat bersama anaknya dan temannya, jadi mereka berangkat bertiga. Se sampai di daerah  perbatasan Geumpang temannya minta izin  pulang sama tgk Muharban karena temannya ini merasa lelah dan segera ingin balik kembali ke Pidie.
Tgk Muharban dan anaknya tiba di Geumpang dan segera bertemu dengan ulee baling (kepala desa). Â Di rumah Ulee Balang tgk Muharban dan anaknya diberikan bekal nasi, karena perjalanan tgk Muharban ke Meulaboh masih jauh.
Dua hari berselang serdadu Belanda memberikan informasi kepada Ulee Balang Geumpang bahwa mereka menemukan dua mayat. Ulee balang yang mendengar informasi dari Belanda, segera mengecek dan benar dua mayat yang mulai membusuk dengan leher digorok adalah tgk Muharban dan anaknya.
Pada saat itu Ulee Balang segera memerintahkan anak buahnya untuk menguburkan dua mayat tgk muharban dan anaknya. Atas insiden tersebut maka ulee balang melakukan investigas. Dari hasil investiasi di dapat bahwa yang membunuh tgk Muharban dan anaknya adalah temannya sendiri yang beralasan lelah. Â Dan motif dari pembunuhan tgk Muharban dan anaknya adalah ingin mendapatkan harta tgk Muharban.