Mohon tunggu...
Nasrul
Nasrul Mohon Tunggu... Guru - nasrul2025@gmail.com

Pengajar sains namun senang menulis tentang dunia pendidikan, bola dan politik, hobi jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Bagaikan Awan yang Tak Berarah

24 Juli 2018   21:26 Diperbarui: 24 Juli 2018   21:31 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
                                                                                               foto pribadi

 Kesedihan yang selalu meliputi hati ini mungkin tak pernah hilang. Kesedihan ini bagaikan di awan-awan yang tak pernah bisa diam pada satu tempat. Karena angin selalu mengikutinya. Aku duduk sendiri termenung akan masa lalu. Masa lalu..kadang untuk aku untuk mengenangnya aku tertawa, kadang juga sedih dan selalu meneteskan air mata. Aku merasa hidup ini tak adil tapi aku juga merasa aku hidup seperti tak pernah bersyukur apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT.

Sekarang aku mau pasrah dengan kehidupan ini. Tetapi keadaan aku tidak bisa hanya pasrah. Karena kehidupan ini memaksakan aku untuk terus bekerja dengan keras dan sekeras-kerasnya. Aku ingin berhenti tetapi waktu selalu berjalan dan rasanya hati ini tak sanggup hanya diam dan selalu memedam apa yang  akan dikerjakan. Masalah aku. Aku ingin mengerjakannya apa yang ada dihati ini tetapi keadaan selalu tidak mendukung aku. Mungkin pasrah jalan yang mungkin yang aku lakukan.

Dengan zaman yang selalu begini dan terus begini. Aku merasa tak perlu menyesali yang akan terjadi zaman sekarang dan masa depan. Karena manusia hanya menjalani kehidupan di dunia ini. Mungkin amalan yang akan menyelamatkan manusia pada zaman selanjutnya. Zaman dimana tidak ada lagi orang miskin dan tidak ada lagi orang kaya. Aku merasa pada zaman itu semua manusia pada satu derajat yang sama.

Hati kecil selalu bicara", jangan menyerah". Tetapi kenyataan yang aku hadapi tak sama dengan semangat yang aku miliki. Aku ingin berusaha tetapi aku hanya manusia bodoh yang tak mengerti apa itu arti kehidupan ini. Hati kecil selalu bilang kamu jangan menyerah. Aku bukannya menyerah tetapi aku berusaha didalam diam, dan tak berharap hasil yang maksimal karena aku sudah sering merasa sakitnya gagal dalam kehidupan . 

Orang selalu bilang kegagalan hanyalah kesuksesan yang tertunda. Iya benar. Tapi aku tak sama dengan orang lain. Aku merasa gagal adalah kesalahan yang tak perlu terjadi. Karena kegagalan didapat pada saat persiapan tak maksimal. Tapi ini hati selalu bicara jangan takut gagal. 

Aku merasa hatiku ini sudah tak sadar. Mungkin hati tak tahu betapa sakitnya gagal. Kegagalan sudah aku alami dalam kehidupan ini sudah banyak salah satunya gagal mendapatkan cinta pertama dan gagal lulus ujian nasional (UN) SMP. Aku merasa aku tak punya masa depan. Memang benar aku tak mempunyai masa depan seperti teman-teman dekat aku.

Dengan pelajaran masa lalu dan sering gagal. Aku merasa aku tunda dulu kegagalan yang akan aku alami sekarang. Aku tunda tidak berarti aku harus berhenti sementara dengan kompetisi yang ada pada saat ini. Menyerah ...tidak ada kata menyerah dalam misi hidup aku. Karena bagi aku menyerah berarti MATI. Mati? Tidak mungkin sebelum ajal datang. Jika Allah SWT memberikan kesempatan bagi aku untuk bisa kuliah lagi. Aku akan selesaikan kuliah aku sampai postdoctor...sampai postdoctor bukan janji tetapi akan aku usahakan.

Mimpi bagi aku adalah suatu yang harus dicapai. Karena bagi aku jika mimpi belum tercapai berarti hidup aku belum selesai. Bukan berarti belum selesai harus di selesaikan ..tetapi selesai pada saat hidup sudah berakhir dan kebahagiaan telah dicapai. Sekarang aku berpikir bahwa semua itu wajib di raih. 

Tetapi terkadang kehidupan kurang beruntung bagi aku. Karena sekarang aku harus menerima kenyataan bahwa aku hanya lah orang miskin, anak  yatim dan tidak pintar. Oleh karena itu, aku akan mengatur ulang strategi serangan balik, artinya aku akan sedikit mundur dengan tujuan yang besar untuk masa depan. Terserah ada manusia yang mengejek aku, toh aku masih bahagia dan tentunya kebahagiaan itu tak perlu diraih dengan susah payah, karena kebahagiaan itu ada dalam hati aku.

Perasaan aku sekarang seperti mau menangis akan tetapi hati ini tetap teguh dengan keputusan yang ada. Keputusan aku pulang kampung dan ingin lama bersama ibunda tercinta. Karena bagi aku ibunda adalah segalanya, dan hanya ibunda yang bisa membuat aku semangat, bukan berarti aku tak suka cewek tetapi belum ada cewek yang pas buat hatiku senang. 

Sekarang aku hanya berdo'a dan selalu berdo'a karena aku percaya bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat, dan aku berharap hanya kepada Allah tidak kepada manusia. Karena jika aku berharap pada manusia pasti aku kecewa, jika berharap pada Allah jika gagal Insya Allah hikmahnya sangat besar. Aku sudah merasakan hikmah dari berharap kepada Allah dan semua melebihi apa yang aku harapkan dariNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun