Menurut Skinner, pada hakikatnya manusia adalah hewan. Dalam pandangan biologis, manusia sama halnya dengan makhluk hidup lain melakukan usaha untuk meneruskan kehidupannya yaitu; bernafas, makan, minum, bergerak, melakukan proses ekskresi, dan beradaptasi pada lingkungan. Hewan dan tumbuhan tentu saja melakukan hal itu.
Sekawanan wildebeast di daratan sabana afrika akan melakukan migrasi besar-besaran pra musim panas untuk mencari lahan yang memiliki lebih banyak air dan rumput. Ini sama halnya dengan proses urbanisasi pada manusia. Sesuai prinsip ekonomi, populasi akan bergeser seiring dengan lebih banyaknya potensi untuk keberlanjutan hidup populasi tersebut, menyadari akan lebih banyaknya pekerjaan di kota, manusia melakukan urbanisasi untuk mencari lahan pekerjaan yang lebih luas. hal ini dinamakan penguatan atau reinforcement dalam teori Skinner.
Pada proses pengerdilan tanaman bonsai, cabang dan batang tumbuhan akan dililit kawat untuk mencegah pertumbuhan karena memang sengaja dikerdilkan. Seorang manusia pun ketika terus ditekan dan dikurangi kebebasannya secara sengaja akan minim perkembangannya baik secara nutrisi atau pemikiran. Mungkin dalam kasus lokal, banyak dari kalangan akademis akan mengingat kebijakan normalisasi kampus oleh Orde Baru dan-dalam bahasa kasarnya- pengebirian kebebasan mahasiswa untuk beraktifitas selain belajar, atau yang dikenal dengan kebijakan NKK-BKK. Mahasiswa pada masa itu jadi kerdil, masa-masa akademik yang seharusnya juga jadi lahan aktualisasi diri menjadi minim, dan orientasi mahasiswa hanya pada kelulusan dan prosesi perkuliahan. tak hanya terjadi pada mahasiswa, kalangan sipil dan utamanya kalangan pers dibatasi kebebasan berpendapat, berorganisasi bahkan berkumpul.
lalu apakah manusia menerima dengan begitu saja keadaan yang diciptakan oleh lingkungan atau penguasa ? Hal inilah yang sekiranya jadi kekurangan Teori Behavior. Manusia memiliki kesadaran dalam dirinya, dalam keadaan sadar tentunya manusia tidak begitu saja menerima apa yang dikondisikan oleh orang lain. Kesadaran diri, kesadaran terkondisi, kesadaran posisi, dan kesadaran kelas, memicu berbagai penentangan oleh manusia. atau yang didefinisikan Marx sebagai Revolusi. Manusia bisa bertindak secara frontal dan massal untuk menggulingkan ketidak adilan dan penindasan penguasa yang notabenenya jauh lebih kuat dalam hal kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H