Mohon tunggu...
Nasriyadi Nasir
Nasriyadi Nasir Mohon Tunggu... -

Karena Menulis Adalah Pekerjaan Untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sedikit Tentang Kick Andy Heroes 2012

19 Maret 2012   13:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:47 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir setiap tahunnya Kick Andy, program Metro TV yang sangat inspiratif juga membuka wawasan kita menyelenggarakan penganugrahan Kick Andy Heroes bagi mereka yang dianggap telah memeberikan terobosan yang cemerlang, pengabdian yang luar biasa, dan mampu membangkitkan inspirasi. Tak bisa dipungkiri banyak hal yang bisa kita pelajari juga maknai dari hal tersebut. Sebut saja salah seorang dari peraih award relawan dan pemerhati lingkungan yang telah meninggalkan negaranya sendiri selama puluhan tahun untuk mengabdikan diri pada konservasi primata dan alam kalimantan membuktikan bahwa untuk mengabdi, negara, agama, etnis, dan suku bangsa tidak menjadi alasan apalagi jika itu hanya jarak. Belum lagi seorang dokter yang setelah pulahan tahun menjalani profesinya dan bisa dibilang telah sukses menjalani karier kemudian tergerak hatinya untuk meninggalkan profesi tersebut dan kemudian mendirikan sekolah dan taman belajar buat anak-anak pemulung. Ia sadari betul bahwa hanya pendidikan yang bisa memperbaiki taraf hidup seseorang dimana pendidikan masih menjadi barang mewah bagi banyak cukup banyak mansyarakat di Indonesia. Ada juga seorang guru dari yang usianya sudah senja tetap memiliki semangat untuk mengajar bahkan pihak sekolah tempat ia mengajar dulu tetap saja memintanya mengajar walaupun sudah lama pensiun. Kecintaannya pada dunia pendidikan merupakan manifestasi dari kecintaannya pada Indonesia karena ia sadar bahwa bangsa besar lahir dari pola pendidikan yang ideal. Kecintaanya pada pendidikan juga membuat guru bukan lagi sebagai sekedar profesi tetapi menjadi cara untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Seorang pengidap HIV/AIDS juga bahkan mendirikan sebuah komunitas yang ia namakan sebagai komunitas cemara. Komunitas ini kemudian bergerak dalam upaya membantu para pecandu Napza untuk lepas dari ketergantungan obat juga para pengidap HIV/AIDS untuk tidak larut dalam depresi dan tetap dapat berkarya. Ada juga seorang yang lumpuh sejak kecil yang ternyata mampu mendirikan sebuah usaha dan mempekerjakan orang-orang yang mengalami kekurangan fisik. Ternyata kekurangan fisik bahkan penyakit dengan prognosis yang buruk atau berakhir dengan kematian bagi mereka yang memiliki semangat tidak dapat mengurungkan diri untuk terus berkarya. Kita sadari bahwa apa yang terlihat diatas seolah memberikan optimisme yang besar bahwa bangsa ini bisa maju, bahwa bangsa ini bisa sejajar atau bahkan melebihi bangsa-bangsa maju lainnya. Harusnya pemerintah belajar dari mereka-mereka yang senantiasa bekerja, berkarya, dan mengabdi untuk sesama untuk menghadirkan optimisme bukannya bualan dan parodi rendahan yang justru hanya melahirkan pesimisme massal yang kini telah menggurita dalam benak masyarakat kita. Seorang sosiolog pernah berkata bahwa suatu bangsa masih bisa terselamatkan asalkan masih ada tersisa orang-orang yang memiliki integritas diri semoga kita menjadi bagian didalamnya. selengkapnya disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun