Mohon tunggu...
Nasriati Chalilah
Nasriati Chalilah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tertarik pada cinta tanpa jeda, senja dengan jingga dan hujan yang basah-\r\nSaat ini di Medan. Dari Utara Pulau Sumatera, Aceh.\r\nSaleum Geunaseh :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Desember: Pohon Natal dan Elegi Tsunami

3 Desember 2013   11:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Desember adalah bulan terakhir penutup tahun masehi. seperti biasanya awal desember identik dengan perayaan hari Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) sedunia yang bertepatan tanggal 1 Desember. sementara tanggal 31 nya ditutup dengan meriah perayaan pergantian tahun baru. horee.. tahun baru!!

Aku termasuk tipe yang mengamati dan menikmati dengan  tercengang-cengan jika ada hal yang tak pernah aku lihat, terlintas dihadapan mataku. maklum anak kampung, hehe.

Kali ini aku sedang berada di angkot tepatnya di sekitar Jalan Jamin Ginting-Simpang Pos Medan, disela kemacetan panjang karena sedang ada pembanguan Fly Over (Jalan Layang) yang menghubungkan Jalan Ngumban Surbakti Hingga Jalan A.H Nasution yang juga menghabiskan dana sekitar 400 Milyar Rupiah. woow!! ditambah Medan sedang diguyur hujan sehingga menambah daftar macet.

Aku menikmati Pemandangan cantik pohon natal yang berjjeran di toko-toko sepanjang jalan itu. baik toko besar maupun  toko kecil. Pohon natal atau cemara atau di Aceh lebih dikenal dengan Bak Aron. Jadi Bak Aron itu tumbuh dengan rapi dipantai yang ada di Aceh. Misalnya di pantai Lamnaga Aceh Barat , Pantai Naga Permai dan Pantai Babah Lung di Nagan Raya.

Disini Pohon natal cantik itu dipaketin menjadi kado Natal meskipun Setiap perayaan Natal, simbol pohon Natal dengan bintang di pucuknya, seolah tak bisa dilepaskan. Pohon natal atau pohon cemara sebetulnya bukan suatu keharusan dalam merayakan Natal. Hanya saja filosofi pohon natal (cemara) yang daunnya tetap tumbuh hijau meski dilanda salju, dan pucuknya yang menjulang menuju ke langit, menjadi simbol rohani umat Kristiani. Mereka juga mengingkan hidup mereka bak pohon cemara, yang selalu memberikan kesaksian indah bagi orang lain, atau “evergreen”.Pohon Natal termasuk salah satu Pohon yang bertahan hidup dikala Musim Dingin melanda, hampir sama dengan kaktus yang bertahan hidup di gurun.

"Bulan Desember identik dengan suka cita Oleh Umat Kristiani karena tepat lahirnya Yesus Kristus" Kata salah satu temanku, Daniel Sianturi.

Tak ada yang tahu persis, tanggal dan hari kelahiran sang Al-Masih. Yang jelas dalam kalender Masehi, tahun kelahiran Yesus dipakai sebagai dimulainya tahun Masehi. Menurut catatan, perayaan Natal mulai dilakukan pada abad ke-4 Masehi, tepatnya tahun 336 M kalender Romawi Kuno. Catatan juga menyebutkan, Kerajaan Romawi yang pada akhir tahun 300-an memeluk Kristen Katolik, kemudian melalui Konstantin, Kaisar Romawi waktu itu, memutuskan bahwa tanggal 25 Desember sebagai hari lahir Yesus Kristus. Keputusan itu dibuat saat konsili tahun 325 M.  Penentuannya sendiri mengacu pada budaya perayaan kaum Pagan. Dari abad ke-4 hingga ratusan tahun kemudian, Natal menjadi perayaan keagamaan penting di Eropa. Dalam menyambutnya, biasanya masyarakat Eropa memasak masakan khusus yang berbeda dari masakan hari-hari biasa.

Dilain sisi, Desember juga bulan duka kami warga Aceh khususnya dan dunia pada umumnya. Desember bulan yang tak pernah lupa dari ingatan. Memberi ratusan ribu ratapan setiap detiknya. ya, Desember adalah kisah sedih Tsunami. Elegi Tsunami. Dalam hitungan detik saja setelah Gempa 9,1 SR , Aceh seperti kota mati tanpa tuan. Mayat, Bangunan dan semuanya berantakan. Korban Tsunami sekitar  230.000 jiwa sementara yang meninggal ditaksir seratus ribuan jiwa dan jutaan pengungsi yang selamat. sementara itu tidak hanya korban jiwa, Tsunami mengakibatkan kerugian lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 185 triliun. (Menurut sumber :Liputan6.com tertanggal 11 November 2013)

Tsunami tidak hanya memberi "luka" Materi tetapi juga "luka" Psikologi bagi Orang tua dan anak-anak yang ada di Aceh. Keluargaku termasuk salah satu yang "mendapat gangguan" dampak Tsunami. Tetapi sekarang Alhamdulillah..

Aku adalah Nasriati kecil yang melihat duka itu didepan mata. Menangis dan menatap rumah yang hilang, menatap mayat bergelimpangan diberbagai arah, dan melihat tangisan ada dimana-mana. Ini sungguh mengerikan. Laut adalh tempat selama ini mencari Uang dan tempat bermain "kecil", kini berubah menjadi Garang. Apa yang salah dari kami Tuhan?

26 Desember 2013, akan 9 Tahun Tsunami. Tsunami masih saja topik pembicaraan yang hangat di Masyarakat Aceh seolah Tsunami baru kemarin terjadi. Setipa orang punya Cerita dan hikmah tentang Tsunami-NYA. Sementara disalah satu kota terbesar di Indonesia ini,Medan. Setiap kali ada yang bertanya : "Berasal dari mana? dan jawabku adalah dari Aceh. Maka rata-rata aku harus bercerita tentang Tsunami di Aceh dan sekali-sekali mereka bertanya tentang Eksotisnya Pantai Sabang Aceh. Cerita Tsunami adalah cerita dan pengalaman yang membuat bulu kuduk merinding. Diulang setiap saat hingga ingatan tak pernah mati tentang Tsunami.  Tsunami adalah Luka Aceh,Luka Dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun