Berbicara mengenai otak, tahukah kamu otak merupakan bagian terpenting dari manusia untuk melakukan proses berpikir, tindakan, aktivitas dan lainnya. Kinerja yang dilakukan dari otak yang terus menerus, membuat kebanyakan orang kurang memperdulikan betapa pentingnya memahami cara kerja otak dan kapasitasnya, sehingga dari kejadian tersebut membuat aktivitas otak yang kurang maksimal.Ā
Perlu diketahui bahwa apabila terus terusan berpikir dan memaksa otak bekerja akan menyebabkan kelelahan bahkan mengarah pada istilah depresi.Ā
Lantas waktu kapan belajar yang efektif ? menurut artkel yang ditulis oleh Anatasia Anjani dalam buletin Ā "detikedu" bahwa waktu terbaik untuk belajar dikenal dengan Chronobiology atau merupakan kinerja puncak yang tertanam dalam DNA seseorang. Selain tu ada juga yang disebut dengan jam biolog atau jam batin yang tertanam di otak sejak muda.
Setap orang memiliki waktu yang berbeda- beda mengenai waktu yang tepat untuk kosentrasi dalam menanggapi suatu halt, apalagi belajar. Misalnya ada anak yang bisa menerima waktu belajarnya di subuh hari dan memiliki kebiasaan tersebut, maka ia akan memiliki memori visual yang lebih baik dan kemampuan berpikir kritis memuncak pada jam tersebut, tapi disatu sisi ada juga yang tidak bisa menelaah. Jadi, waktu yang baik untuk belajar tersebut tergantung dari kapasitas indivdu.
Berbicara mengenai waktu, di jam 7 merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan yang produktif. Sebab otak dan tubuh masih dalam keadaan segar untuk memulai kegiatan. Pelajaran di pagi hari yang di ajarkn pun lebih mudah dipahami dan masih semangat belajar. Sebenarnya, semua orang memiliki metode dan cara masing masing dalam belajar.
Otak manusia mempunyai karakteristik visual dan tidak semua info yang di dapat dapat diserap ke dalam otak. Karena otak manusia mempunyai ttk jenuh dan rasa lelah pada konds tertentu. Soal belajar pilihlah waktu yang tepat.Ā
Supaya anak mudah menyerap informasi dan pengetahuan secara mudah. Biarkan anak berekspor dengan pemikiran mereka sambil di awasi. Anak masih mempunyai rasa ingin tahu, jika sesuatu yang dipaksa tanpa ada kemauan, yang ada si anak merespon nformasi dengan setengah setengah, bahkan tingkat emosionalnya pun akan semakn besar.Ā
sekian, semoga bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H