Ketahuilah, isim isyarat (هذا) di dalam perkiraan yang pertama adalah untuk mengembalikan pada kesempurnaan pembahasan dari awal bab sampai selesai. Dan bisa juga dikembalikan pada beberapa arti yang berada pada hati Syeh Zainudin Almalibari rahimahullah ta'ala, atau di kembalikan pada beberapa lafadz atau catatan (tiga tunggal), atau di kembalikan pada beberapa arti beserta lafdz, atau beberapa arti beserta catatan, atau beberapa lafadz beserta catatan (tiga ganda), atau kepada ketiganya sekaligus (satu rangkap tiga). Inilah tujuh kemungkinan yang dikemukakan oleh Imam Al-Jurjani
ثلاثة فردية وثلاثة ثنائية و واحد ثلاثي
Tiga tunggal, tiga ganda, dan satu rangkap tiga
Al-Alamah Ibnu Mahmud mengatakan dalam Syarah Ibnu Dawud: "Lafadz 'babun' sudah di gunakan semenjak zaman Tabi'in".
Imam Al-Manawi berkata: contoh yang sama ada pada Khasiyah Al-Khorsyi, sebagian ulama berkata: aku melihat lafadz 'kitab' dan 'fasal' telah di gunakan di setiap zaman. Dalam kitab Muwatha sudah ada bahasa "kitab" karena itu lafadz 'kitab' juga sudah ada di zaman tabi'in karena Imam Malik sebagai pengarang kitab Muwatha adalah seorang Tabi'in. Atau bisa juga dikatakan sudah ada di zaman Tabi'u Tabi'in karena Imam Malik juga Tabi'u Tabi'in dan itulah pendapat yang benar.
Sebagian ulama mengatakan dalam laporannya Ali Al-Kharshi bahwa penggunaan lafadz 'Kitab' adalah bagian dari penggunaan lafadz 'bab'.
Lafadz 'Al-bab' secara bahasa adalah:
و الباب في اللغة ما يتوصل به الي شيء وهو حقيقة في الاجسام
Apa yang mengarah pada sesuatu, dan itu adalah kenyataan dalam tubuh seperti kalimat 'babul masjid' itu merupakan majaz (metafora) di dalam makna.
Adapun lafadz 'Al-Bab' dalam kebiasaan umum adalah:
الهيئة المركبة من خشب و مسمار او من جريد او نحو ذلك