Masih terlintas beberapa kali tayangan di media yang membahas perseteruan ibu dengan anak. Apapun alasannya perseteruan semacam itu sudah selayaknya dihindari. Siapapun yang salah atau yang benar, harus bisa menutupi aib keluarga. Agar tidak tersebar dan menjadi perbicangan publik dikala para kaum hawa duduk bersama.
Kasih ibu,
kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi,
tak harap kembali,
Bagai sang surya, menyinari dunia
Tentu kita masih ingat lagu di atas, selama kita masih kecil, bersekolah, dan mungkin sekarang sudah bekerja; lagu ini tetap kita ingat dan hafal. Lagu yang mengapresiasikan bagaimana perjungan seorang ibu kepada anaknya. Lagu yang mengingatkan kita bagaimana sosok ibu rela berkorban dengan tanpa mengharapkan imbalan.
Ada banyak hal yang ibu lakukan demi kita yang kadang kita lupakan. Bahkan malah sering kita abaikan. Banyak perngorbanan yang ibu lakukan untuk kita, tapi kadang kita malah berbuat kurang baik kepada ibu kita. Ketika ibu berkorban demi kita, apa yang kita lakukan untuk beliau? Sudah berapa kali kita berkorban untu Ibu? Sudah berapa kali kita menyenangkan hati ibu? Sudah berapa kali senyuman ibu terhias karena kelakuan kita? Dan berapa ribu kali ibu harus bersedih disaat kita sakit?
Minimal ada tiga moment yang tidak akan ibu lupakan demi kita. Walau aku tahu ada banyak, tapi tiga peristiwa/hal yang benar-benar beliau selalu ingat minimal ada tiga (menurut penulis).
ØMengandung dengan ikhlas
Siapapun sosok ibu yang melahirkan kita pastinya mengandung dengan ikhlas. Mereka tidak pernah luput sedetik pun berdoa kepada kita untuk menjadi sosok yang baik bagi kelurga, bangsa, dan agama. Ibu rela meluangkan waktunya untuk tidak bekerja lebih keras karena takut kita dalam kandungan akan terjadi apa-apa. Iya, ibu sosok yang tidak pernah mengharapkan imbalan apapun ketika sedang mengandung diri kita.
ØMenyusui dengan tuntas
ASI adalah minuman yang pertama kali kita rasakan setelah lahir. Seorang ibu dengan sabar memberikan asupan gizi (ASI) kepada setiap anaknya. Ibu dengan sabar selalu mengingatkan kita untuk minum ASI, dan memberikan asupan yang benar-benar kita butuhkan.
ØMendidik dengan tepat
Ketika beranjak besar, ibu mendidik kita dengan baik. Ibu menjadi guru pertama kita dalam bertutur kata, dalam bertingkah laku. Ibu adalah guru yang tidak mengenal lelah mengajari kita dalam belajar. Ibu selalu berusaha menjadikan kita menjadi anak yang baik dan terdidik.
Semua yang dilakukan ibu memang tidak bisa terlepas dari dukungan bapak. Tapi ibu adalah sosok orang yang benar-benar membuat kita menjadi manusia sekarang. Apa kita rela sosok yang selalu berada disisi kita ini harus menangis karena kelakuan kita? Apa rela kita melihat ibu tersiksa?
Seberapa besar kasih ibu kepada kita, mereka tidak pernah berkata untuk meminta imbalan. Seberapa besar kesalahan kita, ibu selalu saja melapangkan dadanya untuk menerima ungkapan maaf kita. Sebejat apapun tingkah laku kita, seorang ibu selalu berkata “Kamu adalah anakku”. Seberapa jahatnya kita kepada ibu, seorang ibu selalu mendoakan yang terbaik bagi kita.
Sudahkah kita bisa memberikan senyuman bagi ibu kita?
*Tulisan ini penulis posting juga diblog pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H