Kasus pemberitaan di salah satu SD Bukittinggi, Sumatera Barat mengundang rasa prihatin yang mendalam. Siapapun yang menyaksikan pemukulan bertubi-tubi tentu mengelus dada. Awalnya saya mengira perbuatan itu saat jam kosong. Sehingga guru tidak dapat meleraikan dan mengamankan siswi yang menangis dipojokan.
Selama disalah satu stasiun televisi, ada kepala sekolah SD tersebut mengatakan bahwa saat kejadian ada guru di dalam. Saya siang ini sempatkan untuk mencari informasi tersebut melalui media online. Dan akhirnya saya juga mendapatkan berita tersebut dari okezone. Dari pengakuan guru, dia mengatakan tidak melihat karena sedang dikerumuni oleh siswa lain saat memeriksa tugas siswa. Apakah alasan tersebut bisa dipercaya? Oke apapun alasan dia, kita hargai. Tapi harusnya seorang guru bisa mengkondisikan kelas dan semua muridnya.
Setiap guru dituntut untuk bisa menguasai kelas dan bisa memperhatikan semua aktifitas siswa selama di dalam kelas. Luas kelas rata-rata 9x8 meter. Sehingga guru dapat memperhatikan apa saja yang siswa lakukan. Terlebih kejadian tersebut tidak berlangsung sebentar. Lebih dari satu menit, dan banyak yang melihat. Masa guru tersebut tidak mendengar kegaduhan anak-anak saat memukul ataupun tangisan korban? Irosnis sekali kalau sampai tidak tahu.
Dari sekelumit kejadian ini, saya berharap setiap guru yang mengajar bisa menguasai kelas daan memperhatikan seluruh aktifitas siswanya. Memang menjadi guru itu sulit dan butuh perjuangan saat harus mengatur puluhan siswa-siswi, apalagi anak SD. Tapi bukan berarti kejadian sekeras itu bisa terlewatkan begitu saja. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H