Menulis adalah cara kita peduli tentang masa depan. Â Dengan menulis kita sedang melakukan pewarisan cerita fakta atas sejarah hari ini kepada anak cucu, agar mereka tidak sekedar mendengar tapi juga bisa mengambil buah hikmah dari setiap butiran kata yang telah tertulis. Laksana batu-batu terpahat tempo dulu.
Menulis adalah cara kita berbicara dengan generasi selanjutnya. Walau jasad tidak bertemu nanti, Â usia telah membatasi waktu. Â Tetapi jiwa semangat zaman akan terus ada dan hidup lewat frasa-frasa yang tersulam.
Banyak orang, mungkin kita juga. Â Mempunyai kekayaan kata dan imajinasi. Namun, tak mampu memfleksibelkan jemari untuk menghidupkannya dalam bentuk teks. Â Lazimnya, menulis dianggap sesuatu yang hanya berkaitan dengan menulis tugas dari dosen, menulis skripsi dsb. Padahal, Â menulis tak sekedar itu.
Menulis adalah penggabungan imajiasi dan pengalaman. Sehingga menulis sesungguhnya tak terpagari oleh aturan-aturan klasik. Â Sesungguhnya, menulis adalah kebutuhan. Â Seperti makanan yang kita makan, bila kita lapar, dalam sehari kita butuh tiga kali makan. Â Begitulah pekerjaan menulis ini.
Namun, jika anda masih saja belum bisa menulis, saya akan memberikan tipsnya. Â Tips ini tidak akan berguna jika tidak ada motivasi tinggi yang mendahuluinya. Maka ketika anda telah memastikan diri untuk mempantaskan diri dalam pekerjaan ini, itulah yang sangat diharapkan. Â Karena, menulis adalah pekerjaan keabadiaan sejarah.
Beberapa tips menulis akan saya uraikan di bawah ini:
1. Niatkan dan lafadzkan Basmallah
Segala sesuatu berawal dari niat. Â Kekuatan niat merupakan dasar kesanggupan etos kerja seseorang. Â Niat yang kuat akan tumbuh, karakter pekerja tangguh. Â Begitupun dengan menulis. Â Setelah niat, Â rendahkanlah hatimu lalu sertakan asmaNya ke dalam dadamu. Disini kita belajar bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tanpa ada doa dan dukunganNya, segala sesuatu itu akan sia-sia. Â
Sebagai hamba, kita tentunya tau, hakikat kehidupan kita adalah beribadah untuk mencapai ridhoNya. Sama halnya dengan menulis, Â jika diniatkan untuk ibadah, Â maka akan berkumpul pahala-pahala. Sebab menulis adalah uraian takdir. Â
2. Banyak membaca biografi penulis hebat
Sebagai pemula, kita masih banyak butuh belajar. Salah satunya dari orang-orang yang karyanya telah subur mendunia. Â Dari mereka kita akan tau, bagaimana aliran kata dialiri, bagaimana kata menjadi kekuatan sihir, bagaimana mereka bisa populer dengan karyanya, Â bagaimana asam manis mereka dalam melakukan pekerjaan yang tak semua orang menggelutinya.