Beberapa hari bertugas di Kabupaten Seram Bagian Barat, kami menyusuri jalanan terjal dan bergunung.
Tanah  Kwele Batai Telu (Tiga Batang Air) yang menggaris dari Tala, Eti dan Sapalewa telah menarasikan imaji untuk berlompat-lompat.
Setelah menyusuri bagian jazirah Huamual Depan hingga Kairatu, Jumat pagi itu, kami pergi ke salah satu objek wisatanya untuk menidurkan kelelahan.
Bentangan alam bumi Saka Mese Nusa perlu dikunjungi satu demi satu. Tanah Seram memang sudah ditakdirkan sebagai local wisdom (rumah pariwisata)
Salah satu pancaran keindahan objek wisata di kabupaten ini tidak terhitung jumlahnya, dari beragamnya pulau-pulau kecil yang dihiasi pasir putih, lekukan sungai-sungai mengkaligrafi alam serta hiasan pernak-pernik air mancur yang ditandai dengan butiran-butiran pelangi.
Karena waktu yang sempit, kami menyempatkan diri ke Wisata Air Putri  yang berada di kawasan Dusun Waiyoho, Kecamatan Seram Barat.
Perjalanan ke situ, dapat menggunakan sepeda motor atau mobil. Kami memilih memakai mobil demi kenyamanan. Jika dari Piru (Ibukota kabupaten) waktu tempuh perjalanan ialah dua jam. Mencapai lokasi Air Putri juga harus melalui jalan tanah. Jaraknya 1,5 kilometer dari jalan raya Trans Seram.
Lebih asyik, jalan ditempuh harus menyusuri hutan. Disitu kami mendengar percakapan pohon-pohon hijaunya. Melewati pula sebuah desa transmigrasi yang didiami oleh Suku Buton (Dusun Waiyoho)
Letak wisata itu berada dipinggiran Desa Waiyoho. Kesulitaan-kesulitan yang dilalui sekejap terbayarkan ketika sampai di sana.
Sebelum pergi. Kami mengira lokasi tersebut di tengah hutan belantara. Padahal, lokasinya berdekatan dengan pantai. Percampuran kedua air (air laut dan air tawar) menghilangkan kepenatan. Ditambah pesona pulau-pulau kecil di depannya, indah sekali.
Menurut cerita, Air Putri terbentuk dari mata air yang berada tepat di pinggir pesisir pantai. Oleh karena itu, air tawar yang keluar dari mata air membentuk sebuah laguna yang bercampur dengan air laut yang asin dan hangat pada satu titik.