Perempuan, kau
Pergi meninggalkan kerudungmu sebagai azimat
Layar telah kau bentangkan, terbawa angin di antara bentangan pulau-pulau
Dimana-mana, orang menyebut namamu
Tapi, kau terlanjur pergiÂ
Perempuan, kau
kau, bawa duka dalam kepergianmu
Yang kau jadikan bekal hidup dan amal perbuatanmu kelak
Jangkar terpaksa dilepas
Tapi, kapal-kapal terlanjur karam oleh sedihmu
Perempuan, kau
Lapisan hati yang hijau laksana empedu
Semoga airmatamu tak kau buang percuma ke dalam telaga
Perempuan, kau
Jangan kau salahkan Tuhan
Ketika daun telah jatuh
Sejatinya, hujan yang turun akan mematikan debu-debu.
Perempuan, kau
Aku tau, kau kuat bagaikan karang
Walau ombak menjungkir dan tanah berlari
kau, masih di rumahmu
Menulis takdir lewat langit-langit atap rumahmu.Â
Perempuan, kau
Doaku harapanku,
Di mega nol cakrawala
Tanda-tanda hikmah akan datang padamu jua.Â
Ambon, 10/11/2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H