Nalar ini cukup beralasan karena hampir setiap saat masyarakat menyaksikan kerasukan popularitas dan kekuasaan telah menjadikan oknum-oknum politisi yang semulanya sholeh terjebak dalam jebakan Batman. Kiranya yang "preman" juga senang memainkan malpraktik semacam itu. Saling menikam. Sehingga, publik hanya menonton ketidakwarasan mereka lewat media.
Sudah semestinya, politik sebagai banyonet keadilalan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sungguh politik tidaklah boleh menjadi alat penindas rakyat. Membawa kesusahan bagi mereka. Melainkan ajaklah mereka berdiskusi dan bermusyawarah mufakat demi kemaslahatan bersama.
Saatnya sudah, politik kita benar-benar adalah ruh Pancasila. Ruh Ketuhanan Yang Esa, Jiwa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Raga Persatuan Indonesia, Sikap Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, Kesertaan Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia. Indonesia adalah rumah bersama.