Mohon tunggu...
MUHAMMAD NASIR
MUHAMMAD NASIR Mohon Tunggu... Petani - Pengusaha Muda & Aktifis

Muhammad Nasir, S.Pd. atau di kenal Nasir Jali lahir di Demak pada 30 September 1996, Nasir di kenal di kalangan Tingkat Nasional karena pernah menjuarai Wirausaha Muda Berprestasi Nasional, selain itu juga pernah menjabat sebagai Duta Wisata, Duta GenRe, Duta Generasi Berencana Jawa Tengah, Duta PERANSAKA, dan Finalis Duta Baca Jawa Tengah, sosok inspiratif yang sejak kecil sudah berkecimpung di dunia organisasi dan selalu berkiprah di Masyarakat untuk membuat kegiatan yang positif dan aktif dimana-mana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovatif ! Guru SDS Islam Terpadu Azzahra Demak Ajak Siswa Ubah Limbah Jadi Karya Indah

22 November 2024   20:35 Diperbarui: 22 November 2024   20:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Eva Triyani

Inovatif ! Guru SDS Islam Terpadu Azzahra Demak Ajak Siswa Ubah limbah Jadi Karya Indah.

Eva Triyani (26), seorang guru di SDS Islam Terpadu Azzahra Demak, berhasil mengajak siswanya untuk menerapkan sikap peduli terhadap lingkungan. Salah satunya dengan mengolah sampah yang ada di lingkungan sekitar.

Limbah sampah plastik telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia saat ini. Setiap tahun, jutaan ton plastik berakhir di tempat pembuangan akhir, mencemari tanah, air, dan udara. Plastik, yang dirancang untuk tahan lama, justru menjadi ancaman karena butuh ratusan tahun untuk terurai secara alami. Selama proses itu, plastik mencemari alam, merusak ekosistem, dan membahayakan kehidupan hewan dan manusia.

Kegiatan ubah limbah tersebut dilakukan melalui mata pelajaran P5 atau sering kita kenal Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mengusung tema gaya hidup berkelanjutan. Setiap hari sabtu, siswa membawa perlengkapan seperti kemasan plastik bekas dan gunting untuk menganyam.

"Berangkat dari adanya kebijakan kurikulum merdeka dimana didalamnya siswa diberi ruang untuk mengembangkan projek, maka saya tertarik untuk memahami kondisi lingkungan. Nah, sampah plastik itu sangat cepat terkumpul. Akhirnya muncul ide untuk membuat tas, dompet, dan tempat tisu dari kemasan bekas tersebut."

Eva menyampaikan bahwa siswa membuat secara bertahap, dari mulai memilah kemasan yang sejenis, lalu menggunting, hingga pada tahap menganyam.

Kegiatan tersebut dimaksudkan tidak hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, namun juga sebagai pondasi dasar agar siswa memiliki keterampilan dan jiwa kreativitas yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun