Mohon tunggu...
M. Nasir
M. Nasir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Lingkungan Hidup

Hak Atas Lingkungan merupakan Hak Asasi Manusia. Tidak ada alasan pembenaran untuk merampas/menghilangkan/mengurangi hak tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Inovasi Bank Sampah

22 November 2023   16:44 Diperbarui: 22 November 2023   16:52 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model Bank Sampah di SD Negeri 1 Banda Aceh /dok pribadi

Bank Sampah menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalah sampah disekitar kita. Bank Sampah menjadi bagian dari indikator dalam penilaian Adipura di kota/daerah.

Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.

Bank Sampah dapat dikembangkan di pemukiman padat penduduk, rumah susun, lembaga pendidikan (Dayah dan sekolah), juga pada kawasan secara komunal.

Disaat tersedia Bank Sampah, masyarakat dapat menabung sampah pada bank tersebut. Namun butuh inovasi untuk menggerakkan masyarakat agar sadar untuk menabung sampah. Berikut beberapa inovasi dalam akumulasi nilai sampah yang dapat dijadikan model di daerah.

1. Menukar dengan sembako. Nilai tabungan sampah dari masing - masing nasabah dihitung dengan harga sembako. Jadi nasabah tidak menerima uang, tapi barang. Bank Sampah menyiapkan jenis sembako yang dapat ditukar sesuai dengan nilai sampah yang ditabung. Memungkinkan juga Bank Sampah menentukan toko atau warung sembako, kemudian nasabah diarahkan ke toko tersebut dengan membawa buku tabungan untuk mengambil sembako.

2. Tabungan lebaran. Nasabah Bank Sampah juga dapat diarahkan untuk menabung sampah yang dijadikan sebagai tabungan lebaran. Nilai tabungan dapat di akumulasi menjadi uang atau barang. Pilihan barang memungkinkan seperti, minyak goreng, gula, tepung, sirup, susu, atau memungkinkan juga baju lebaran dengan menunjuk toko baju.

3. Kebutuhan sekolah. Sekolah menyediakan Bank Sampah dengan target nasabah adalah siswa dan guru. Nilai tabungan diakumulasi sesuai nilai barang kebutuhan sekolah. Misalnya, buku, pulpen, pensil cat, buku gambar, tas, sepatu, atau peralatan praktikum. Memungkinkan disediakan di koperasi sekolah atau menentukan toko buku terdekat.

4. Modal usaha. Menarik juga jika Bank Sampah menilai hasil tabungan dengan memberikan modal usaha. Bukan dalam bentuk uang, tapi yang diberikan adalah barang. Bisa jenis mesin, bibit tanaman, dan kebutuhan UMKM bidang kuliner. Misalnya kompor, alat masak, tepung, minyak, telor, dan sebagainya.

Banyak inovasi lain yang dapat dikembangkan oleh pihak manajemen Bank Sampah. Namun selain dari inovasi sebagai perangsang agar masyarakat mau menabung, yang terpenting lainnya adalah trust (kepercayaan) terhadap manajemen. Kuncinya ada di transparansi dan sosialisasi yang maksimal.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun