Banda Aceh, 14/11/2023. Dagang memiliki hukum tersendiri, cenderung tumbuh secara alami tanpa bisa "diremote" terbentuk sesuai kebutuhan dan ketersediaan pembeli. Seperti halnya pasar rakyat di jalan Lampaseh - Ulee Lhee Banda Aceh. Dimana dalam dua tahun terakhir pertumbuhan pasar rakyat tersebut bisa tergolong pesat.
Pertumbuhan pasar rakyat tersebut disebabkan oleh pengalihan pasar Peunayong ke lokasi baru yaitu ke Pasar Al Mahirah di Lamdingin, masih dalam kota Banda Aceh. Sebagian pedagang di pasar Peunayong memilih pindah dan mencari lokasi baru, tidak semuanya pedagang pindah ke pasar Al Mahirah.
Mungkin karena alasan lokasi yang lumayan jauh bagi konsumen yang berada sekitar Lampaseh, Merduati, dan sekitarnya, juga bisa jadi biaya sewa yang mahal.Â
Akhirnya, dalam dua tahun terakhir sepanjang jalan Lampaseh - Ulee Lhee terbentuk pasar rakyat yang serb lengkap kebutuhan dapur dan rumah tangga. Mulai dari bumbu, sayuran, beras, minyak, ikan, dan beragam kebutuhan lainnya.
Bagi kami, lebih memilih berbelanja di pasar rakyat ketimbang pada swalayan atau supermarket. Kecuali ada kebutuhan barang yang tidak tersedia di pasar rakyat. Karena bagi kami, berbelanja di pasar rakyat adalah solusi membangkitkan ekonomi masyarakat. Terlebih, Aceh terus berada pada posisi provinsi termiskin di Sumatera, Indonesia.
Selain alasan tersebut, berbelanja di pasar rakyat tanpa barcode. Artinya, komunikasi tawar menawar antara penjual dengan pembeli terjadi. Bisa terbangun silaturahmi, dan tentunya akan menjadi pelanggan tetap yang pasti dapat potongan harga.
Lebihnya lagi, bisa terbangun hubungan persahabatan dan persaudaraan. Karena antara penjual dan pembeli tidak dibatasi atau terhalangi oleh barcode. Mari berdayakan ekonomi masyarakat melalui menggalakkan membeli barang di pasar rakyat.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H