[caption id="attachment_238713" align="alignnone" width="226" caption="Gus Arifin ketika menyampaikan ceramah agama di depan para karyawan Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Senin 23 Agustus 2010. (Foto Kompas/Johnny TG)"][/caption] "Hati-hati ya, jangan membuang tulang apapun di rumah, karena nanti banyak jin masuk rumah kita. Tulang-tulang itu kesukaan jin. Buang saja tulang di luar rumah. Ibu-ibu harus diberi tahu," tutur Gus Arifin, Senin (23/8), seusai memberi tausiyah ramadhan dalam acara buka bersama karyawan Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Jalan Palmerah Selatan. Saran yang mengagetkan itu bukan bagian dari materi ceramah agama yang ia sampaikan, melainkan ketika Gus Arifin ngomongin soal jin dan berbagai hal yang remeh-temeh namun lucu, sambil menikmati hidangan buka puasa di meja makan berbentuk bundar di BBJ. Duduk melingkar menghadap meja ini antara lain Agung Adiprasetyo (CEO Kompas Gramedia), Budiman Tanuredjo (Redaktur Pelaksana Kompas), Banu Astono ( Editor Metropolitan Kompas), Pepih Nugraha (Pemimpin Redaksi Kompasiana-Kompas.Com), dan Hendry Ch Bangun (Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota). "Ini benar lho, jin itu paling suka tulang," kata Gus Arifin yang menulis banyak buku agama yang diterbitkan Elex Media itu. Lalu apa lagi Gus, kesukaan jin?, Gus Arifin menjelaskan selain tulang, jin menyukai wewangian yang bersumber dari bunga dan minyak wangi tertentu, terutama produk dari Arab Saudi. "Kenapa sekarang banyak orang kesurupan?" tanya Gus Arifin. Beberapa detik tak ada yang bisa menjawab, Gus Arifin lalu menjelaskan sendiri. "Begini lho fenomena orang kesurupan ini bermula banyak orang makan tulang ikan atau ayam yang empuk setelah melalui proses presto," tutur Gus Arifin. Lho kenapa? "Jin-jin itu marah, karena tidak kebagian tulang. Semua tulang dimakan manusia setelah dipresto," kata Gus Arifin yang ditimpali tawa gerr semua orang di meja makan itu. Tentu saja kucing pun ikut marah lantaran tidak kebagian tulang pula. He he he.. Kompasianer percaya apa enggak? Wallohua'lam ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H