Mohon tunggu...
Irfan Tamwifi
Irfan Tamwifi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Bagikan Yang Kau Tahu

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sikap Politik Hatta Rajasa Soal Pilpres 2014

24 Juli 2014   07:20 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:24 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kontestasi Pilpres 2014 berakhir dengan menyuguhkan drama politik yang tidak biasa. Dua jam sebelum pengumuman hasil rekapitulasi KPU, capres no. Urut 1, Prabowo Subiyanto menyatakan mundur dari kontestasi pilpres 2014 dengan berbagai alasan.

Sikap politik tersebut tentu saja memunculkan berbagai tanggapan. Berbagai pihak menilai sikap politik tersebut sebagai cerminan rendahnya sikap kenegarawanan Prabowo. Apalagi sebelumnya berbagai manuver aneh dilakukan untuk menghambat proses rekapitulasi KPUD, hingga KPU pusat. Pada intinya, masyarakat dapat menyimpulkan bahwa pada dasarnya capres tersebut tidak siap menerima kekalahan. Banyak pihak, terutama di media-media sosial, bahkan menilai sikap politik Prabowo sebagai sikap kekanak-kanakan, dan bertolak belakang dengan pernyataan yang sering dia ucapkan sebelumnya.

Satu hal yang saat ini masih menjadi tanda-tanya adalah sikap politik cawapres no. urut 1, Hatta Rajasa. Politisi senior tersebut nyaris tidak mengeluarkan statement sejak hasil quick count 9 Juli, yang juga dimarakkan oleh berbagai hasil quick count aneh versi capres no. urut 1.

Praktis hanya Prabowo yang secara sendirian melakukan berbagai manuver dan membuat berbagai pernyataan perihal hasil Pilpres. Terakhir, Hatta bahkan tidak muncul dalam pernyataan sikap Prabowo di Wisma Polonia. Pernyataan sikap politik tersebut juga diketahui hanya ditandatangani oleh Prabowo, tanpa melibatkan Hatta Rajasa. Kubu Prabowo bahkan masih melakukan berbagai manuver setelah hasil rekapitulasi diumumkan.

Berbagai pihak berspekulasi mengenai sikap politik Hatta Rajasa. Ketidakhadiran dan tidak adanya tanda tangan Hatta tersebut dimaknai sebagai perbedaan sikap politik antara Prabowo dan hatta terhadap hasil pilpres, yang dikuatkan dengan pernyataan beberapa pihak. Hanya Amin Rais yang ngotot menyatakan sikap politik Hatta seperti halnya Prabowo.

Bila menelisik track record Hatta Rajasa selama ini, tampaknya sikap politik Hatta yang menerima keputusan KPU lebih mendekati kebenaran.  Pengalaman dan kedewasaan politiknya tidak mungkin membuat Hatta Rajasa menyetujui sikap politik Prabowo.  Hatta pasti sudah maklum dan menerima kekalahan itu, bahkan sejak hasil quick count beneran menyatakan kemenangan kubu Jokowi-JK.

Saat menjadi pimpinan tim sukses SBY, Hatta pasti sudah mafhum mana lembaga survey yang kredibel dan mana yang tidak.  Hanya saja, kenegarawanan Hatta benar-benar diuji oleh sikap sang capres yang tak dapat menerima kenyataan politik.

Barangkali itu sebabnya Hatta memilih diam. Sang politisi tersukses PAN tersebut tidak mungkin menunjukkan perbedaan sikap politiknya di hadapan khalayak. Hatta tak mungkin menunjukkan sikap yang dapat disebut mengkhianati sang partner pada pilpres kali ini.

Sikap serupa sudah ditunjukkan Hatta saat para politisi PAN mendesak pemakzulan SBY beberapa waktu silam. Di sebuah stasiun TV dengan tegas Hatta menyatakan, "Saya adalah panglima saat SBY mencalonkan diri sebagai capres. Pantang bagi saya mengkhianati SBY", dan sepertinya itu pula yang ditunjukkan Hatta Rajasa.

Di pihak lain, Hatta tak mungkin mengingkari realitas politik yang menempatkan Jokowi-JK sebagai presiden terpilih. Kalaupun ada hal-hal yang muncul ke permukaan dan dipersoalkan oleh capres yang kalah, itu juga pernah dia alami saat menjadi tim sukses SBY.

Hatta sangat mungkin menolak memperpanjang urusan pilpres melalui MK, sebab dia pasti sangat paham kalkulasi politiknya, baik buat masa depan capres Prabowo-Hatta maupun buat bangsa dan negara. Itu sebabnya, ambisi Prabowo untuk meraih kemenangan dengan segala cara pudar, dan hanya dapat memilih mundur dari kontestasi pilpres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun