Mohon tunggu...
Irfan Tamwifi
Irfan Tamwifi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

Bagikan Yang Kau Tahu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mendukung Kekejaman Kim Jong Un

13 Mei 2015   23:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:04 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14315339491596591322

[caption id="attachment_417274" align="alignleft" width="150" caption="Sumber: Croping Pribadi"][/caption]

Berita Kompas.com yang berjudul "Teridur dalam Acara Resmi Menhan Korea Utara Dihukum Mati" yang di-share di beranda Facebook, sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, sebab sebelumnya beberapa portal berita nasional dan internasional sudah memberitakannya. Apalagi reputasi Kim Jong Un sebagai diktator paling kejam di abad ini sudah bukan rahasia lagi. Belum lagi, baru-baru ini tiran yang berusia muda itu sudah melakukan hal yang sama terhadap kerabatnya sendiri.

Yang menarik untuk dicermati justeru komentar sebagian pembaca yang memiliki akun facebook. Sebagian pembaca bukannya ngeri apalagi prihatin setelah membaca berita mengerikan itu, tetapi malah berkomentar yang bernada membenarkan, mendukung bahkan berharap cara serupa ditiru di Indonesia.

Di laman facebook, artikel berita tersebut mendapat like lebih dari 7000 orang. Komentar pertama dimulai dari sindiran pemilik akun Ibnu Dewata Ibnu, yang berkomentar "Kalu di disini lebih hebat,, angg0ta dewan tertidur malah di gaji lagi....", yang dibalas 22 komentar yang sebagian besar bernada satire, menyindir kinerja anggota DPR.

Komentar-komentar yang muncul berikutnya masih bernada serupa, dan sepertinya terbawa oleh pengaruh komentar pertama. Komentar kedua dari akun Adji lebih keras lagi, "Seharusnya di indonesia diterapkan kayak gitu biar kerjanya benar bukan cuma tidur doang kerjanyaa (n)". Tentu saja komentar seperti itu sedikit berlebihan sehingga mendapat beberapa sanggahan, sekalipun sebagian besar membalas dengan komentar senada dengan sang komentator.

Sebagian besar komentar pembaca memperlihatkan ketidakpuasan atau bahkan perasaangeregetan melihat buruknya kinerja dan rendahnya reputasi anggota DPR RI di mata pembaca. Hanya saja, beberapa komentar justeru lepas konteks, hingga seakan membenarkan cara-cara bengis Kim Jong Un. Komentar yang mulai membenarkan muncul dari akun Taufik Adi Gunawan, sekalipun masih dalam konteks kejengkelan terhadap kinerja dan reputasi buruk anggota DPR RI. "Greget ....terkadang kediktatoran itu sedikit perlu dalam aspek tertentu..... Biar kerja sepadan sama gajinya... Gaknkayak di indonesia...rapat tidur, ada rapat malah liat bokep, ngaku wakil rakyat tapi tidak pernah bersama rakyat .... Sampah dah..."

Hanya sebagian kecil pembaca yang berkomentar prihatin melihat situasi di Korea Utara dan bersyukur hidup di negara demokrasi. Sebagian komentar lagi justeru memperlihatkan persetujuan atau bahkan dukungan terhadap cara-cara yang dilakukan oleh seorang diktator. Di antara komentar tersebut adalah ungkapan kekaguman Afri Biliardo,  yang berkomentar singkat, "Tegas sekali kim jong un", komentar singkat Fauzan Ramadhani, "Mantab", atau komentar Heri Gunawan, "Keren bingitz...wkwk", dan beberapa komentar lain yang nadanya mengidolakan tokoh diktator seperti itu sebagai pemimpin impian.

Dengan sedikit berbeda, ada pula beberapa pembaaca yang membela Kim Jong Un dengan argumen umumnya kalangan anti-Barat. Mereka berkomentar yang seakan tidak percaya pada berita yang berkembang, dan menganggapnya sebagai propaganda negatif terhadap Kim Jong Un. Di antara pembaca yang berkomentar demikian adalah pemilik akun Fahmi Rudiansyah yang mengatakan, "bukan tertidur..tapi menjadi penghianat yg menjual atau membocorkan rahasia negara ke korea selatan..itu berita yg sebenarnya..admin jgn norak kalau masukin berita..jgn seolah olah menjelekkan suatu negara karena hal sepele"

Komentar serupa ditulis oleh pemilik akun  Ulil al-Maghribi yang menulis, "Beritanya gk akurat... Hoax.... Yg bnr tuh dia berkhianat krn membocorkan rahasia negara pd intelejen korsel shg dia dihukum mati... Ingat, dia adlh seorg kepala pertahanan jd seluruh rahasia pertahanan negara dia tw semuanya... Buat admin, JANGAN MEMBERITAKAN BERITA HOAX.."

Kiranya berlebihan bila menganggap mereka yang berkomentar membenarkan tindakan Kim Jong Un sebagai pengikutnya di Indonesia. Bagaimanapun berkomentar memang merupakan hak pembaca, tetapi nada dan isi komentar secara etnografis memperlihatkan bagaimana pandangan sang komentator terhadap suatu fenomena.

Ketika komentar seseorang terhadap kekejian Kim Jong Un dikaitkan dengan kinerja dan buruknya reputasi anggota dewan, maka hal itu dapat dipahami sebagai ekspresi ketidakpuasan dan penilaian masyarakat terhadap para politisi negeri ini. Masalahnya, sebagian komentar tersebut justeru mendukung berlangsungnya penindasan terhadap kemanusiaan. Hal ini menimbulkan tanda tanya, jangan-jangan kecenderungan memilih jalan kekerasan memiliki pendukung yang besar di kalangan masyarakat kita.  Semoga saja tidak demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun